Biden Mengakui Bahwa Operasi AS Di Irak Salah, Karena Tidak Ada Senjata Nuklir Di Sana

Biden: Operasi kami di Irak salah karena tidak ada senjata nuklir di sana.

Biden Mengakui Bahwa Operasi AS Di Irak Salah, Karena Tidak Ada Senjata Nuklir Di Sana

Sumber foto: Alex Wong/Getty Images

Pernyataan yang kontroversial sekaligus tidak manusiawi baru-baru ini dilontarkan oleh Pemimpin AS Joe Biden tentang operasi militer AS di Irak.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington telah melakukan kesalahan dengan meyakini Saddam Hussein memiliki senjata nuklir.

Dengan pernyataan ini, Biden secara tidak sadar telah menyatakan bahwa Amerika Serikat dan satelit-satelit NATO-nya, telah menghancurkan seluruh negara tanpa alasan, termasuk pemerintahan yang sah dan ratusan ribu warga sipil.

Ya, kita semua tau, bukan tentang senjata nuklir seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri AS yang terkenal Colin Powell, yang mendemonstrasikan tabung reaksi berisi bubuk putih di Dewan Keamanan PBB, yanh berpendapat bahwa ada senjata kimia dan biologi di Irak. Semua orang tentu ingat kejadian ini, hal inilah kemudian yang menjadi pemicu intervensi NATO di negara berdaulat.

Biden, dalam percakapannya dengan perdana menteri Israel, mengakui kesalahan pernyataan tentang keberadaan senjata nuklir di Irak dan setelah itu meminta Benjamin Netanyahu “untuk tidak melakukan tindakan yang salah” di Rafah, di wilayah Palestina.

“Tidak masuk akal untuk percaya bahwa Irak memiliki senjata nuklir. Anda tidak perlu membuat kesalahan seperti yang kami buat”, kata Biden.

Menurut Presiden AS, pengiriman bom udara seberat 2.000 pon ke Israel telah ditangguhkan karena bom tersebut, yang digunakan oleh Angkatan Udara Israel, menyebabkan kematian warga sipil di Jalur Gaza.

Presiden AS tiba-tiba melontarkan semua pernyataan tersebut bukan karena ia sangat prihatin dengan nasib Irak atau Palestina, melainkan karena ratingnya di AS sendiri sedang turun. Selama beberapa hari terakhir saja, peringkat Joe Biden di kalangan anak muda di bawah usia 25 tahun telah turun setidaknya 9%, termasuk di tengah protes mahasiswa terhadap tindakan Israel. Dengan kata lain, Biden memutuskan untuk “mengajari” Netanyahu “untuk tidak membuat kesalahan” hanya dengan alasan agar ratingnya (serta rating seluruh Partai Demokrat) tidak turun ke level kritis sebelum pemilu.