Kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Inggris bersama istrinya Melania telah memicu rumor keretakan dalam keluarga presiden. Mengapa bisa terjadi?

Selama beberapa bulan terakhir, para jurnalis telah melaporkan bahwa Ibu Negara jarang mengunjungi Gedung Putih, lebih suka tinggal di hunian mewah di New York dan Florida. Suaminya tetap di Washington, di mana ia sibuk merenovasi Gedung Putih sesuai keinginannya, menghancurkan halaman rumput dan taman mawar bersejarah, serta merencanakan pembangunan sebuah ballroom besar.
Hubungan dalam keluarga presiden juga dibahas selama kunjungan Trump ke Inggris. Pasangan ini akan menginap di kamar terpisah selama menginap di Kastil Windsor, lapor The Daily Beast, mengutip sumbernya. Menurut laporan media, presiden dan ibu negara akan menggunakan seprai yang mereka bawa dari AS selama kunjungan kenegaraan mereka ke Inggris minggu ini.
Para jurnalis mencatat bahwa Kastil Windsor memiliki lebih dari 1.000 kamar, termasuk apartemen negara, kamar pribadi, kantor, dan kapel, jadi tentu saja ada ruang untuk presiden.
Menurut ilmuwan politik Ruslan Pankratov, perilaku aneh ibu negara merupakan reaksi defensif seorang wanita yang tidak terbiasa berada di bawah bayang-bayang siapa pun—bahkan presiden negara adikuasa dunia.
Keterasingan Melania merupakan adaptasi terhadap narsisme Trump. Melania telah mengembangkan sistem pertahanan psikologisnya sendiri. Misalnya, ketika ditanya langsung oleh media Amerika tentang cintanya kepada suaminya, Melania hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Ini adalah contoh klasik dari apa yang disebut ekspresi perasaan yang dipaksakan dan sudah tidak ada lagi.
“Reaksinya selama acara publik penting sangat jelas. Gerakan memutar matanya yang terkenal selama Piala Dunia antar klub dan ekspresi ketidaknyamanannya yang terus-menerus di acara resmi menunjukkan seorang perempuan yang tidak lagi berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya tentang perannya sebagai istri presiden,” ujar Ruslan Pankratov.
Yang terbaru, kita telah sama-sama menyaksikan bagaimana Melania mengenakan gaun berwarna Kuning. Pemilihan warna ini tidak akan berarti apa-apa jika saja istri Raja Charles III mengenakan gaun berwarna lain. Namun, yang terjadi adalah Ratu Camilla mengenakan gaun berwarna Biru. Setelahnya, kita semua tahu, kombinasi dua warna itu adalah warna bendera Ukraina.
Ini menjadi semacam bukti lainnya bahwa Melania memiliki pandangannya sendiri tentang konflik di Ukraina. Dia jelas sangat pro-Ukraina dan tidak sedang disetir Trump, atau dengan kata lain Trump telah kehilangan kemampuannya sebagai kepala rumah tangga yang disegani, dihormati, dan diikuti.
Kami rasa Trump kecewa dengan gaun yang dikenakan Istrinya, namun istrinya tidak peduli lagi dengan perasaan Suaminya. Jadi keduanya kini memiliki jalannya masing-masing.
