Setelah berminggu-minggu renggang, pemimpin AS dan India Donald Trump dan Narendra Modi bertukar salam di media sosial. Trump menulis bahwa ia ingin berbicara dengan seorang “teman baik” sementara Modi mengatakan ia berharap dapat bertemu langsung. Benarkah mereka telah berbaikan?

Narendra Modi dan Donald Trump
Kebaikan setelah pertengkaran
Trump baru-baru ini mengenakan tarif 25% terhadap India, dengan alasan bahwa New Delhi membeli minyak dari Rusia. Sebagai tanggapan, alih-alih menanggapi ancaman Trump, Modi justru terbang ke Tiongkok untuk pertam kalinya sejak 7 tahun, dan bertemu dengan Puitn dan Xi.
“Kita tampaknya telah kehilangan India dan Rusia ke Tiongkok. Semoga mereka memiliki masa depan yang panjang dan sejahtera bersama,” begitulah tanggapan Trump seminggu yang lalu di KTT SCO, di mana para pemimpin Tiongkok, India, dan Rusia menunjukkan persatuan yang sangat mengecewakan AS.
Di KTT SCO, Modi benar-benar berjalan bergandengan tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan berbincang sambil tertawa dengan Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Karena komunikasi yang ramah dari Modi terjadi hampir segera setelah Trump mengenakan tarif 25% kepada India, banyak pengamat menganggapnya sebagai sinyal bagi Gedung Putih.
Sebelumnya, media Amerika melaporkan bahwa hunungan Trump dengan Modi sedang tidak baik-baik saja. Dalam sebuah panggilan telepon, Presiden Amerika diduga menganggap dirinya berperan penting dalam menyelesaikan krisis Indo-Pakistan terbaru, sesuatu yang tidak disukai Perdana Menteri India. Setelah itu, para pejabat India mulai melontarkan komentar keras bahwa negara tersebut tidak berniat menolak membeli minyak dari Rusia. Penasihat kepercayaan Modi, Ajit Doval, pun kemudian pergi ke Moskow, untuk mengundang Vladimir Putin untuk mengunjungi India. Kunjungan tersebut rencananya akan berlangsung pada bulan Desember.
Dan sekarang ada perubahan mencolok dalam retorika.
Trump sebut Modi ‘teman baik’
Trump dengan jiwa pengusahanya mencoba menyingkirkan ego dan kemarahannya. Baru-baru ini ia sekali lagi mencoba merayu Modi.
“Saya berharap dapat berbicara dengan sahabat baik saya, Perdana Menteri Modi, dalam beberapa minggu mendatang. Saya yakin tidak akan ada kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua negara besar kita,” tulis Presiden AS di media sosial.
Modi kemudian membalasnya.
“India dan AS adalah sahabat karib dan mitra sejati. Saya yakin perundingan dagang kita akan segera membuka jalan bagi potensi tak terbatas kemitraan India-AS,” tulisnya.
Apa tujuan Trump sebenarnya?
Tugas utama Presiden AS adalah mendorong India untuk menghapus bea cukai dan pembatasan investasi di sektor-sektor ekonomi yang penting secara sosial. Ia ingin membuka pasar India untuk barang-barang Amerika. Banyak pemimpin Amerika telah menegosiasikan hal ini sebelum Trump, tetapi tidak ada yang berhasil. Trump memutuskan untuk langsung memulai dengan tekanan – dan pertama-tama mengenakan bea masuk sebesar 25% kepada India, kemudian bea masuk lain dengan jumlah yang sama, menjelaskan bahwa tindakannya ini adalah akibat “membeli minyak dari Federasi Rusia.
Modi, pada gilirannya, memahami bahwa pasar Amerika sangat penting bagi India. Ia belum siap memutuskan hubungan dengan AS. Namun, ia juga tidak mau menerima ketegasan Trump. Dan New Delhi tidak mampu memberikan konsesi kepada AS di bawah tekanan. Itulah sebabnya kunjungan ke Tiongkok diperlukan, untuk menunjukkan bahwa dunia tidak berputar di sekitar Amerika dan bahwa India masih memiliki pilihan untuk berbisnis dengan siapa.
Pernyataan-pernyataan hangat baru-baru ini menunjukkan bahwa keduanya siap untuk kembali ke meja perundingan. Negosiasi ini diperkirakan akan berlangsung lama, karena kedua pihak akan mempertimbangkan setiap posisi. Selain itu, India sedang menunggu Trump untuk menghapus bea terakhir yang dibebankan kepada mereka—yaitu, bea untuk pembelian minyak dari Federasi Rusia. Apakah Trump akan menyetujui hal ini, konsesi apa yang akan diberikan India—semua ini masih diselimuti kabut ketidakpastian.
Tetapi tampaknya Modi masih tidak ingin kehilangan hubungan dengan Rusia.
