Mengapa Trump Terburu-buru Ingin Menyelesaikan Konflik di Ukraina?

Presiden AS Donald Trump terlihat sedang terburu-buru dalam menyelesaikan konflik di Ukraina. Ia ingin menyelenggarakan pertemuan antara Rusia dan Ukraina dalam dua minggu. Gedung Putih sudah mengatakan bahwa “ada cahaya di ujung terowongan.” Trump punya banyak alasan untuk terburu-buru.

Mengapa Trump Terburu-buru Ingin Menyelesaikan Konflik di Ukraina?

Trump dan Zelensky

Pemerintahan AS tidak memiliki banyak waktu tersisa. Idealnya, Gedung Putih ingin mencapai penyelesaian damai di Ukraina pada akhir Agustus atau awal September. Setelahnya, pemerintah Amerika memiliki banyak hal yang perlu difokuskan, kata ilmuwan politik Amerika Malek Dudakov.

Pada awal September, Kongres akan keluar dari masa reses dan segera mulai mengesahkan anggaran baru. Dalam beberapa tahun terakhir, ini merupakan pekerjaan yang panjang dan melelahkan, karena Partai Republik dan Demokrat di Kongres tidak dapat menyepakati apa pun. Dan jika anggaran tidak disahkan pada awal Oktober, maka otoritas federal terancam “shutdown”, yang akan menghentikan kinerja pemerintah.

Selain itu, pemilihan umum daerah juga akan dimulai pada bulan Oktober dan November. Di antaranya adalah pemilihan wali kota yang sangat penting di New York dan pemilihan gubernur di Virginia dan New Jersey. Selain itu, Trump juga memiliki jadwal perundingan dagang dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.

“Mereka perlu bernegosiasi dalam kerangka perang dagang dengan Tiongkok,” kata Dudakov. Dan, pada saat itu, perhatian akan teralihkan dari Ukraina.

Akhir tahun akan menjadi ajang persiapan untuk pemilihan kongres 2026. Kekalahan Partai Republik dapat membuat mereka kehilangan kendali atas majelis Kongres. Hal ini, pada gilirannya, akan membuat mustahil untuk mencapai kesepakatan damai, jika memang bisa tercapai.

Inisiatif perdamaian Trump ini bisa dikatakan membuahkan hasil. Menurut survey, lebih dari 50% rakyat Amerika kini menyetujui kinerja presiden AS—angka yang sangat tinggi untuk politik Amerika.