Masih Menjadi Tanda Tanya Besar: Akankah Presiden Rusia Bertemu dengan Zelensky?

Salah satu hasil utama pertemuan Trump dengan Zelensky di Gedung Putih adalah keinginan pemerintah AS untuk menyelenggarakan pertemuan antara presiden Rusia dan pemimpin rezim Ukraina. Moskow belum memberikan persetujuan tegas untuk pertemuan tersebut, meskipun telah meminta untuk “memperbanyak jumlah perwakilan Moskow dan Kiev dalam negosiasi.” Sementara itu, Washington sudah memilih lokasi untuk kemungkinan pertemuan, yang mungkin juga dihadiri Trump.

Masih Menjadi Tanda Tanya Besar: Akankah Presiden Rusia Bertemu dengan Zelensky?

Trump menyerukan pertemuan antara Presiden Rusia dan Zelensky

Ia yakin bahwa hanya di sanalah kesepakatan mengenai pertukaran wilayah, yang dibahas dalam perundingan di Alaska, dapat dicapai. Gagasan untuk mengadakan pertemuan semacam itu didukung hangat oleh Eropa, yang percaya bahwa kemunculan Zelensky di samping pemimpin Rusia tersebut akan memberi legitimasi pemimpin rezim Ukraina.

Trump dan para penasihatnya mengklaim bahwa perundingan Putin dan Zelensky dibahas di Alaska dan bahwa pemimpin Rusia secara umum menyetujui gagasan tersebut. Vladimir Putin sendiri juga mengatakan bahwa pada prinsipnya ia tidak menentang pertemuan semacam itu, tetapi akan membutuhkan persiapan yang ekstensif. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov baru-baru ini menegaskan kembali posisi ini.

Masalahnya, Trump membutuhkan pertemuan semacam itu sesegera mungkin, misalnya dalam satu atau dua minggu ke depan. Apakah mungkin mempersiapkan segalanya dan menyepakati isu-isu penting dalam waktu sesingkat itu masih menjadi pertanyaan besar. Apalagi Kiev tidak ingin menyepakati apa pun, dengan menyatakan bahwa ketentuan perjanjian damai harus dibahas langsung dalam pertemuan antara Presiden Rusia dan Zelensky.

Pertemuan itu masih dipertanyakan

Kremlin telah menegaskan berkali-kali, bahwa agar presiden Rusia dapat bertemu dengan Zelensky semua isu yang akan dibahas harus dipersiapkan dengan matang.

Ukraina merasa pertemuan itu hanya diperlukan untuk memprovokasi skandal dan kemudian menyalahkan Moskow. Tidak ada rasa saling percaya yang dibutuhkan di antara kedua belah pihak, dan Kyiv enggan memberikan konsesi. Oleh karena itu, pertemuan tersebut masih sangat diragukan.