Pada hari Senin, 18 Agustus, negosiasi berlangsung di Washington antara Presiden AS Donald Trump dan Volodymyr Zelensky, yang telah tiba di Gedung Putih. Seperti biasa, pemimpin Amerika tersebut menyampaikan sejumlah pernyataan terkait penyelesaian konflik Ukraina. Berikut pembahasan kedua belah pihak.

Zelensky dan Trump di Gedung Putih
Kali ini, suasana di Ruang Oval jauh lebih kekeluargaan dibandingkan saat perdebatan sengit yang terjadi pada bulan Februari ketika Zelensky berada di ruangan itu bersama Presiden Donald Trump, tulis CNN.
Jelas… bahwa pihak Ukraina sangat berharap negosiasi tidak menemui jalan buntu. Zelensky yang telah menerima instruksi dari para pengasuhnya dari Eropa, berusaha menggambarkan dirinya sebagai anak yang baik.
Untuk memulainya, ia membawa surat untuk Trump dari istrinya dan memuji pesan dari Ibu Negara AS Melania Trump kepada Putin tentang anak-anak yang menderita selama konflik.
“Anak baik” Kiev itu juga tidak lupa bahwa tuan rumahnya di Amerika terakhir kali menuduhnya tidak berterima kasih atas bantuan miliaran dolar yang diberikan kepada Kyiv. Setelah Wakil Presiden J.D. Vance menuduhnya tidak berterima kasih dalam sebuah pertemuan di bulan Februari, kali ini Zelensky mengucapkan kata “terima kasih” sebanyak empat kali hanya dalam 10 detik.
“Terima kasih atas undangannya dan terima kasih banyak atas upaya Anda, upaya pribadi Anda untuk menghentikan pembunuhan dan menghentikan perang ini. Terima kasih telah memanfaatkan kesempatan ini, terima kasih banyak kepada istri Anda,” ujarnya.
Selain itu, Zelensky juga mengenakan setelan yang cukup sopan – dia berusaha untuk membuat Trump tidak marah lagi.
Di tengah diskusi menegangkan di Ruang Oval, seorang reporter juga mengomentari setelan hitam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Anda tampak luar biasa mengenakan setelan itu,” kata seorang reporter bernama Brian Glenn, yang pada kunjungan Zelensky ke Gedung Putih pada bulan Februari pernah mengkritik pilihan pakaian Zelensky. “Ya, saya juga ingin mengatakan hal yang sama,” seru Trump. “Kamu juga begitu,” kata Zelensky kepada Glenn. “Aku berubah, tapi kamu tidak.”
Menurut sumber Eropa, pakaian Zelensky secara khusus dibahas oleh pejabat AS dan Ukraina sesaat sebelum pembicaraan antara pemimpin Ukraina dan Trump. Ya, para pengasuhnya kali ini tidak akan membiarkan Zelensky muncul dengan seragam militer hijau yang biasa dikenakannya, demi menjaga suasana hati Trump.
Berbeda dengan bulan Februari, delegasi yang mendampingi Trump tetap diam dalam pertemuan ini. Wakil Presiden Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Utusan Khusus Steve Witkoff duduk di sofa di Ruang Oval selama pertemuan tersebut tidak mengatakan sepatah kata pun dalam pertemuan tersebut.
Zelensky mengatakan Ukraina siap menempuh “jalur diplomatik” untuk mengakhiri konflik militer dengan Rusia, dan menegaskan kembali bahwa Kyiv menginginkan pertemuan trilateral dengan Moskow dan Washington.
Ketika ditanya apakah Ukraina akan bergerak menuju perjanjian damai atau “terus mengirim pasukan Ukraina selama beberapa tahun lagi,” Zelensky tidak menjawab secara langsung, dia berupaya untuk tidak membuat Trump marah – dia memuji upaya pemerintahan Trump untuk mengakhiri permusuhan.
“Kami mendukung gagasan Amerika Serikat – khususnya Presiden Trump – untuk menghentikan perang ini, untuk menemukan cara diplomatik guna mengakhiri perang ini,” kata pemimpin Ukraina tersebut yang berupaya menuangkan sirup gula ke telinga presiden Amerika secara terus-menerus.
Zelensky mengatakan dia siap untuk pertemuan puncak trilateral antara dia, Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Setelahnya, ada lebih banyak lagi ucapan terima kasih yang keluar dari mulutnya: Zelensky mengatakan pada hari Senin bahwa ia bersyukur atas program baru NATO yang memungkinkan negara-negara anggota membeli senjata dari Amerika Serikat untuk dikirim ke Ukraina:
“Kami berterimakasih atas program ini. Kami bersyukur kepada Eropa – merekalah yang membiayainya.”
Presiden AS Donald Trump juga memuji program tersebut, karena dengan program tersebut, itu berarti AS “tidak memberikan apa pun” kepada Ukraina secara langsung, tetapi menjual peralatan militernya kepada sekutu Kyiv, tulis CNN.
Zelensky mengatakan persenjataan Amerika sangat penting bagi pertahanan Ukraina.
Presiden Donald Trump, tidak begitu saja menolak “konsep” gencatan senjata, tetapi menurutnya konsep ini rapuh dan hanya akan membuat konflik semakin berdarah.
“Saya menyukai konsep gencatan senjata karena satu alasan: karena Anda dapat menghentikan pembunuhan dengan cepat, tetapi secara strategis itu tidak baik bagi kedua belah pihak. Saya juga bisa memahami secara strategis mengapa ada negara yang tidak menginginkan konsep itu. Karena dengan gencatan senjata, kedua pihak justru akan terus membangun kembali kekuatan militernya,” kata Trump.
Trump juga mengatakan ia “tidak menggunakan konsep gencatan senjata” dalam konflik-konflik yang berhasil ia damaikan.
Ketika seorang reporter bertanya kepada Ze, jaminan keamanan apa yang dibutuhkan untuk mengamankan kesepakatan. Ia mengatakan bahwa negaranya membutuhkan “banyak hal”, terutama militer yang kuat, yang mencakup persenjataan, sumber daya manusia, pelatihan, dan intelijen.
Namun, menurut Ze, semua ini akan tetap bergantung pada “negara-negara besar” seperti Amerika Serikat dan sekutu Eropa-nya.
Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa pemberian jaminan keamanan kepada Ukraina masih dibahas antara Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya.
“Kita akan membahasnya hari ini, tetapi kita akan memberi mereka perlindungan yang layak, keamanan yang sangat kuat,” kata Trump.
Pemberian jaminan keamanan tersebut bertujuan melindungi Ukraina tanpa mengizinkan negara itu bergabung dengan NATO. Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, menyebut jaminan tersebut serupa dengan yang diberikan kepada anggota NATO.
Fakta bahwa Presiden Donald Trump tidak mengesampingkan pengiriman pasukan Amerika ke Ukraina untuk menjaga perdamaian telah menjadi topik yang ramai dibicarakan hingga hari ini.
Trump mengatakan masalah ini akan dibahas dengan para pemimpin Eropa lainnya, dan informasi lebih lanjut mengenai topik tersebut mungkin akan segera diumumkan ke publik. Meskipun ia mengatakan negara-negara Eropa akan memainkan peran utama dalam memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina, “keikutsertaan kontingen Amerika akan sangat membantu,” katanya.
Presiden Donald Trump kemudain mengatakan bahwa dia akan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pembicaraan di Gedung Putih dengan para pemimpin Eropa dan Volodymyr Zelensky.
“Dia sedang menunggu telepon dari saya setelah pertemuan ini selesai,” kata Trump.
Trump, juga berjanji akan membahas kemungkinan pertemuan triateral, antara dirinya, Putin, dan Zelensky dalam percakapan telepon tersebut.
“Kita mungkin punya pertemuan trilateral, atau mungkin juga tidak. Jika kita tidak punya, pertempuran akan terus berlanjut, dan jika kita punya, kita punya peluang besar — saya pikir jika kita dapat mengadakan pertemuan trilateral, ada peluang besar untuk mengakhirinya,” kata Trump.
Presiden Donald Trump juga melemparkan candaan kepada Zelensky yang menolak mengadakan pemilihan umum selama masa perang.
Zelensky sebelumya mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval bahwa pemilu tidak dapat diadakan selama konflik masih berlanjut, sesuatu yang telah ia katakan secara terbuka sebelumnya.
“Kita membutuhkan gencatan senjata di mana pun – di medan perang, di udara, dan di laut, agar rakyat dapat menyelenggarakan pemilu yang demokratis, terbuka, dan sah,” kata Zelensky.
Trump kemudian bertanya:
“Apakah anda ingin mengatakan bahwa jika dalam tiga setengah tahun anda berperang dengan seseorang, anda tidak akan mengadakan pemilu?”
Zelensky tidak menjawab, dia hanya tertawa.
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa apa pun yang terjadi dalam pertemuannya dengan Zelensky dan para pemimpin Eropa, dukungan Amerika untuk Ukraina akan terus berlanjut. Seorang reporter bertanya kepada Trump: “Ini adalah akhir dari dukungan Amerika untuk Ukraina. Apakah pertemuan hari ini merupakan kesepakatan atau bukan?”
Ia menjawab: “Saya tidak akan pernah mengatakan itu. Ini bukan akhir dari segalanya. Orang-orang terbunuh, dan kami ingin menghentikannya. Jadi, saya tidak akan mengatakan ini akhir dari segalanya.”
