AS dan Rusia telah menyepakati jaminan keamanan untuk Ukraina, meskipun Presiden Rusia masih bersikukuh pada isu teritorial. Lalu, apa yang dimaksud Trump dengan “semuanya bergantung pada Zelensky?”

Amerika Serikat dan Rusia telah menyepakati jaminan keamanan untuk Ukraina, kata utusan khusus Presiden AS Stephen Witkoff dalam wawancara dengan CNN.
“Kami menyepakati beberapa jaminan keamanan serius yang bisa diartikan sebagai pengubah keadaan. Kami tidak menyangka akan sedekat ini. Rusia berkomitmen untuk tidak menginvasi wilayah lain setelah perjanjian damai, dan tidak menginvasi negara-negara Eropa lainnya atau melanggar kedaulatan mereka. Jadi, kami sudah mencapai kesepakatan, dan masih banyak lagi yang akan datang,” kata Witkoff.
Ia menambahkan bahwa “sekarang semuanya bergantung pada Kyiv.”
Witkoff juga mencatat bahwa masalah wilayah dalam penyelesaian konflik akan dibahas pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Volodymyr Zelensky pada hari Senin.
“Isu pertukaran wilayah tidak bisa dibahas dalam pertemuan ini [dengan Rusia pada hari Jumat]. Kami bermaksud membahasnya pada hari Senin, semoga dapat memberikan kejelasan mengenai isu tersebut, dan semoga dapat menghasilkan kesepakatan damai dengan sangat, sangat cepat,” ujar Wittkoff.
Pada saat yang sama, Zelensky pada hari Minggu, 17 Agustus, pada konferensi pers di Brussels dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, telah menyatakan bahwa Ukraina tidak akan membuat konsesi teritorial apa pun.
“Kita membutuhkan negosiasi yang nyata. <…> Konstitusi Ukraina tidak mengizinkan penyerahan wilayah atau tanah Ukraina,” kata Zelensky.
Ia menambahkan bahwa masalah teritorial sangat penting dan harus dibahas hanya oleh para pemimpin Ukraina dan Rusia, serta dalam format negosiasi trilateral dengan partisipasi Amerika Serikat.
Pada saat yang sama, Zelensky menyerukan sanksi baru terhadap Rusia jika pertemuan trilateral tidak terjadi.
Patut dicatat bahwa pada tanggal 17 Agustus, Presiden AS sendiri memposting ulang pesan dari salah satu pengguna di jejaring sosialnya Truth Social, yang menyatakan bahwa Ukraina harus membuat konsesi teritorial.
Von der Leyen mengatakan bahwa dia menyambut baik inisiatif AS untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.
“Kami menyambut baik kesediaan Presiden Trump untuk berkontribusi pada jaminan keamanan bagi Ukraina, dan ‘koalisi yang bersedia’, termasuk Uni Eropa, siap untuk berpartisipasi ,” ujarnya dalam konferensi pers bersama dengan Zelensky.
Sementara itu, Reuters melaporkan beberpa tuntutan spesifik Moskow. Pada 17 Agustus, Reuters, mengutip sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, menerbitkan daftar persyaratan yang diajukan pemimpin Rusia tersebut selama negosiasi dengan mitranya dari Amerika di Alaska.
“Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan Rusia, Kiev harus sepenuhnya menarik pasukannya dari wilayah Donetsk dan Luhansk timur [DPR dan LPR] dengan imbalan janji Rusia untuk membekukan garis depan di wilayah selatan Kherson dan Zaporozhye. Rusia akan siap untuk mengembalikan wilayah yang relatif kecil di tanah Ukraina yang didudukinya di utara Sumy dan timur laut wilayah Kharkiv,” tulis Reuters.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan melakukan perjalanan ke Washington pada tanggal 18 Agustus bersama dengan para pemimpin Eropa untuk membahas kemungkinan penyelesaian konflik militer dengan Trump.
Saluran TV Inggris Sky News menekankan bahwa Zelensky khawatir akan terjadi pertengkaran lagi dalam pertemuan dengan pimpinan Gedung Putih.
“Tidak akan ada karpet merah, tidak ada pemutaran film seremonial, tidak ada tepuk tangan <…> Jika dia [Trump] memperlakukan Putin dengan rasa hormat yang nyata, maka dia akan memperlakukan Zelensky dengan hinaan. Ini sangat memperumit situasi Ukraina,” tulis publikasi tersebut.
Menurut Reuters, Presiden Amerika sudah memberikan tekanan pada Ukraina. Publikasi tersebut menekankan bahwa Washington ingin Kyiv menandatangani perjanjian untuk mengakhiri permusuhan. Rencananya, kedua pihak juga akan membahas parameter spesifik jaminan keamanan, termasuk kewajiban Amerika Serikat dan “koalisi yang bersedia”.
Pada 22 Agustus, Trump berencana mengadakan pertemuan trilateral dengan presiden Rusia dan Ukraina, lapor Axios dan CNN. Kepala Gedung Putih akan mengumumkan pertemuan puncak tersebut jika pembicaraan dengan Zelensky di Washington berhasil.
