Pertemuan yang telah lama dinantikan antara presiden Rusia dan Amerika Serikat di negara bagian Alaska secara resmi telah berakhir. Secara total, Putin hanya mengunjungi Alaska selama 5 jam. Pembicaraan kedua belah pihak dalam format 3 vs 3 berlangsung kurang dari 3 jam. Lalu, bagaimana hasilnya? Mari kita mulai semuanya dari awal.

Putin dan Trump bertemu di Alaska
Trump adalah orang pertama yang tiba di sana, Jet militer Boeing 747 milik Presiden Donald Trump, yang dikenal sebagai Air Force One mendarat lebih awal, Ya, itu sudah pasti karena dialah tuan rumah dalam pertemuan ini. Tidak lama berselang, pesawat yang membawa Vladimir Putin mendarat di tanah Amerika. Presiden Rusia Vladimir Putin turun dari jet Ilyushin 96 berteknologi tinggi, yang merupakan pesawat utama dalam armada kepresidenan Rusia. Pesawat Putin membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk mencapai Alaska dari Bandara Magadan di Rusia.
Pertemuan tingkat tinggi ini, meskipun diselenggarakan secara tergesa-gesa dalam hitungan hari, tampaknya tetap dipersiapkan dengan sangat matang. Segala sesuatunya, mulai dari waktu kedatangan hingga lokasi parkir pesawat, telah diatur dan disepakati oleh kedua belah pihak.
Trump, meskipun tiba lebih dulu, ia tidak bergegas meninggalkan pesawatnya sampai Presiden Putin turun untuk bertemu dengannya. Karpet merah yang biasanya merupakan simbol penghormatan, di gelar untuk menyambut kedatangan Putin, tidak sampai disitu, Amerika bahkan menggelar pertunjukkan lainnya, Ya.. jet tempur dan pesawat yang tampak seperti pembom siluman B-2, terbang di atas keduanya, seolah ingin memberi pesan bahwa “kami tidak melihat Putin, dan Rusia sebagai ancaman”
Presiden AS Donald Trump menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin di Pangkalan Elmendorf-Richardson. Kedua pemimpin dunia berjabat tangan layaknya seorang sahabat lama, ya kira-kira seperti itulah media memberitakannya. Mereka berjalan bersama di karpet merah, berfoto bersama, dan tidak menjawab pertanyaan wartawan. Terutama teriakan seorang pembenci Rusia yang entah bagaimana memiliki akses ke lokasi tersebut.
Setelahnya, Trump segera mengarahkan Putin ke limusin kepresidenannya untuk meninggalkan landasan pacu menuju gedung yang telah disepakati, sebuah langkah yang tidak biasa, hal serupa pernah dilakukan Trump kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada tahun 2018 di Singapura, ia telah berulang kali diingatkan para pengawalnya untuk tidak melakukannya, namun Trump tetap melakukannya.
Format 3 vs 3
Diskusi kemudian dimulai di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson. Ketika melihat jumlah kursi yang tersedia, banyak jurnalis mulai pesimis dan bertanya-tanya: Jika disini banyak kursi, dimana pertemuan 4 mata keduanya akan berlangsung? Rencana awal mereka memang seperti itu – pertama-tama kedua pemimpin akan berbicara secara 4 mata, baru kemudian delegasi akan bergabung. Namun, tepat satu jam sebelum dimulainya pertemuan, Gedung Putih, entah mengapa, tiba-tiba mengubah formatnya.
Pertemuan kedua pemimpin kemudian diperluas dengan melibatkan para penasihatnya. Mereka mengatakan bahwa ini adalah format 3 vs 3. Para pejabat Rusia yang mendampingi Putin adalah asisten kebijakan luar negeri Yuri Ushakov dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Sedangkan Trump ditemani Marco Rubio dan Steven Witkoff.
Perlu diingat, bahwa media Barat sangat tidak ingin para pemimpin bertemu secara langsung – karena meraka yakin bahwa hal semacam itu akan memudahkan presiden Rusia untuk meyakinkan Trump. Namun, pertemuan empat mata yang telah lama dinantikan itu tampaknya telah terjadi tanpa disadari banyak orang. Ya, Meskipun masing-masing presiden seharusnya mengendarai limusinnya sendiri menuju tempat pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk menaiki sebuah mobil, mobil milik Trump. Saat mobil melaju pergi, terlihat jelas dari kaca bahwa kedua pemimpin sedang dalam suasana hati yang baik. Ya, Anda tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun, Anda dapat melihat reaksi para pemimpin. Trump mengangguk, Putin tertawa – dan Zelensky menangis.
Di gedung pertemuan yang telah disepakati, para pemimpin duduk di depan poster bertuliskan “Alaska 2025” dan “Persuing Peace.” Jadi, tujuan pertemuan itu, jelas, setidaknya dari perspektif AS, bahwa mereka: “Mengejar perdamaian.”
“Bisakah Anda membuat kesepakatan dengannya?” tanya seorang reporter kepada Trump. Trump tidak menjawab.
Sesaat kemudian, Trump mulai membubarkan pers, dan pembicaraan tertutup pun dimulai. Dan yang jelas, tidak ada yang tau apa yang mereka bicarakan.
Konferensi pers
Setelah hampir 3 jam, kedua pemimpin keluar dari ruangan menuju tempat konferensi pers diadakan. Dalam pidatonya putin mengatakan:
“Saya ingin berterima kasih kepada presiden Amerika atas undangan untuk datang ke Alaska. Pertemuan di sini cukup logis, karena negara kita, meskipun dipisahkan oleh lautan, sebenarnya bertetangga dekat.”
Ya, Putin berterima kasih kepada Trump atas kerja kerasnya dalam menggelar pertemuan ini, serta “sambutan ramah yang diberikan”.
Selain itu, Kepala negara berharap kesepakatan yang dicapai akan menjadi “titik acuan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah Ukraina, tetapi juga untuk memulihkan hubungan bisnis antara Rusia dan Amerika Serikat.” Mengenai konflik di Ukraina, Putin mengatakan bahwa Trump sangat tertarik untuk mengakhiri konflik tersebut.
“Kami melihat keinginan pemerintah AS dan Presiden Trump secara pribadi untuk memfasilitasi penyelesaian konflik Ukraina, dan keinginan mereka untuk mendalami esensi dan memahami akar penyebabnya,” ujar Putin.
Putin juga mengatakan bahwa Rusia memiliki posisi yang sama terkait konflik di Ukraina dan “sungguh-sungguh tertarik untuk mengakhirinya.”
“Kami selalu menganggap rakyat Ukraina—saya telah mengatakan ini berkali-kali—saudara kami. Meskipun kedengarannya agak aneh dalam kondisi saat ini. Tapi kami menganggapnya seperti itu. Kami memiliki akar yang sama, dan semua yang terjadi saat ini, bagi kami, adalah sebuah tragedi dan kepedihan yang mendalam,” kata presiden.
Dan Putin tidak bosan-bosan mengingatkan semua pihak bahwa: untuk mencapai penyelesaian konflik yang berkelanjutan dan berjangka panjang, “semua akar penyebab konflik” harus dihilangkan.
“Tentu saja, kami akan selalu siap untuk menghilangkan masalah ini. Saya berharap kesepahaman yang telah kita capai akan memungkinkan kita untuk lebih dekat dengan tujuan tersebut dan membuka jalan menuju perdamaian di Ukraina,” kata Putin.
Putin berharap Kyiv dan ibu kota Eropa akan memandang hasil negosiasi secara konstruktif dan “tidak akan menciptakan hambatan apa pun, tidak akan mencoba mengganggu kemajuan yang telah dicapai dengan provokasi atau intrik di balik layar.”
Putin juga berbicara tentang percakapannya dengan Presiden AS saat itu, Joe Biden, pada tahun 2022. Menurutnya, ia telah “berusaha meyakinkan” kakek Joe untuk “tidak membawa situasi yang dapat mengakibatkan konsekuensi serius berupa aksi militer, dan itu jelas tidak berhasil.
“Hari ini, kita telah sama sama sama mendengar pernyataan Presiden Trump: ‘Jika dia menjadi presiden, perang tidak akan terjadi.’ Saya pikir, pernyataan ini benar, karena secara umum, Presiden Trump dan saya telah menjalin kontak yang sangat baik, profesional, dan saling percaya. Dan saya punya banyak alasan untuk percaya bahwa, dengan bergerak di jalur ini, kita dapat mencapai akhir dari konflik di Ukraina,” kata Putin.
Mengenai hubungan bilateral kedua negara, seperti yang dikatakan Putin, Rusia dan AS sudah lama tidak mengadakan pertemuan semacam ini, tepatnya selama selama lebih dari empat tahun.
“Ini periode yang panjang. Dan jujur saja, hubungan bilateral kedua negara telah mencapai titik terendah sejak Perang Dingin. Ini tidak baik bagi negara kita maupun dunia secara keseluruhan. Cepat atau lambat, situasi ini harus diperbaiki, untuk beralih dari konfrontasi ke dialog,” kata presiden.
Mengenai perdagangan kedua negara, Putin mengatakan bahwa sejak Trump mulai menjabat sebagai presiden AS, omSet perdagangan antara Rusia dan Amerika Serikat telah meningkat sebesar 20%.
Menurut Putin, Rusia dan Amerika Serikat memiliki banyak hal untuk ditawarkan satu sama lain dalam perdagangan, energi, teknologi tinggi, dan eksplorasi ruang angkasa.
“Ini penting bagi negara kita, sudah saatnya menutup lembar lama dan kembali bekerja sama,” simpul Putin.
Di akhir konferensi pers, Putin bahkan mengundang Trump untuk mengadakan pertemuan di Moskow:
“Lain kali di Moskow” kata putin.
Trump memang tidak memberikan jawaban pasti, namun, ia menyebut usulan itu “menarik” dan “sangat mungkin.”
Setelah acara selesai
Setelah konferensi pers tersebut, Trump meminta agar negara-negara Eropa lebih terlibat dalam menyelesaikan konflik Ukraina. Trump mengatakan bahwa Eropa sekarang harus mengambil bagian aktif dalam mencapai perjanjian damai di Ukraina.
“Saya juga ingin mengatakan bahwa negara-negara Eropa harus sedikit terlibat, tetapi semuanya tergantung pada Zelensky,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News setelah pertemuannya dengan Vladimir Putin.
Trump mencatat bahwa pertemuan tiga jam dengan presiden Rusia berlangsung dengan baik. Banyak poin yang berhasil dicapai, meskipun belum semuanya. Trump yakin bahwa semua masalah yang sulit dapat diselesaikan, tetapi semuanya bergantung pada Ukraina dan Eropa.
Presiden AS juga menyatakan bahwa sekarang adalah waktunya bagi Ukraina dan Eropa untuk menyelenggarakan pertemuan antara Putin dan Zelensky. Dimana putin telah mengatakan sebelumnya, bahwa ia tidak keberatan dengan pertemuan semacam itu.
Apa yang sebenarnya dibicarakan Putin dan Trump selama hampir tiga jam tidak diketahui. Namun, dilihat dari pernyataan mereka setelah pertemuan, mereka melakukan pembicaraan yang positif dan langsung ke intinya. Namun, detail kesepakatan yang dicapai terungkap. Seperti yang dikeluhkan CNN:
“Kedua presiden tidak menjawab pertanyaan dari wartawan, sehingga isi pembicaraan mereka, meskipun keduanya menyebut pembicaraan ini positif, tetap tidak diketahui.”
Dalam pertemuan ini Media Barat tampaknya cukup terkejut karena pertemuan itu tiba-tiba dipersingkat. Tidak ada sesi tanya jawab dengan wartawan dan kedua presiden hanya memberikan pengarahan singkat di mana mereka saling memuji. Makan siang yang direncanakan di Anchorage pun batal. Vladimir Putin, setelah mengunjungi pemakaman tempat para pilot Rusia yang gugur selama Perang Patriotik Raya dimakamkan, telah terbang kembali ke Rusia.
