Pertemuan antara Vladimir Putin dan Donald Trump, yang telah diimpikan banyak orang selama enam bulan terakhir, akan berlangsung kurang dari seminggu lagi. Dan akan berlangsung di Alaska.

Foto: Mikhail Klimentyev / TASS
Tidak di Riyadh. Tidak pula di Istanbul, tempat negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina berlangsung. Tidak di Swiss, yang biasanya menjadi tuan rumah pertemuan puncak semacam itu. Tidak di UEA, Qatar, atau Oman, namun di Alaska, wilayah Amerika, tempat Vladimir Putin akan terbang langsung dari Rusia, yang terletak sangat dekat, melalui Selat Bering.
Tanpa perantara
Pemilihan lokasi ini ditentukan bukan hanya karena penerbangan dari Rusia ke Alaska berjarak 4 kilometer. Lokasi ini disetujui keduanya karena tidak membutuhkan bandara negara lain untuk transit, sehingga ancaman keamanan sangat kecil.
Dengan memilih Alaska sebagai lokasi pertemuan bersejarah mereka, Vladimir Putin dan Donald Trump telah mengirimkan dua sinyal penting.
Sinyal pertama, mereka berhsail menghentikan persaingan pihak ketiga yang berlomba-lomba menjadi mediator.
Kita semua tau, konflik ini bersifat global – antara Amerika Serikat, yang mewakili Barat kolektif, dan Rusia, yang merupakan pemimpin politik negara-negara yang berjuang untuk dunia multipolar.
Singkatnya, proses negosiasi Rusia-Amerika sama pentingnya dengan Yalta, Versailles-Washington, atau Wina. Perjanjian Rusia-Amerika akan menunjukkan apakah jalan menuju dunia multipolar akan mudah atau penuh konflik.
Oleh karena itu, semua negara ingin mencatatkan sejarah dengan menjadi tuan rumah pertemuan keduanya. Namun, Moskow dan Washington memutuskan untuk melakukannya tanpa perantara. Hal ini menunjukkan kepada semua orang bahwa Rusia dan AS mampu memecahkan masalah mereka sendiri.
Intinya mereka tidak membutuhkan hakim, pengamat atau penyelenggara – Kremlin dan Gedung Putih adalah pemain yang cukup matang secara politik untuk secara independen melakukan dan mengatur pertemuan semacam itu di wilayah masing-masing.
Tidak ada penyabot
Sinyal kedua, Mereka ingin menunjukkan kepada Ukraina dan Eropa bahwa keduanya tidak membutuhkan partisipasi Eropa. Pertemuan itu tidak akan berlangsung di Swiss atau Vatikan, yang pernah diusulkan sebagai tempat potensial untuk pertemuan keduanya.
Segala upaya yang dilakukan rezim Kyiv dan Uni Eropa untuk masuk ke dalam proses negosiasi tidak membuahkan hasil.
Dan Ukraina dan Eropa kini hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri atas hal ini. Kyiv dan Brussels bahkan tidak menyembunyikan niatnya untuk mengganggu negosiasi Rusia-Amerika dengan segala cara. Mereka melihat pertemuan Trump dan Putin sebagai kekalahannya, yang mana Trump akan menyetujui semua persyaratan Putin, yang akan mencakup pembayaran reparasi dan penyerahan wilayah Ukraina ke Rusia.
Jadi semuanya sudah jelas. Dengan pendekatan dan visi seperti itu, keikutsertaan mereka dalam perundingan perdamaian hanya akan menyebabkan terganggunya acara tersebut. Akibatnya, mereka kini disingkirkan dari proses negosiasi.
Di Alaska, Vladimir Putin dan Donald Trump tidak hanya akan membahas masalah Ukraina, tetapi juga menentukan format baru untuk sistem keamanan di Eropa. Ya, menentukannya tanpa Eropa.
