Hubungan antara India dan AS Memburuk?

Memburuknya hubungan antara India dan AS dilaporkan secara luas di seluruh dunia. Di Delhi, mereka berbicara tentang ketahanan pemerintah dalam menghadapi ancaman Trump.

Hubungan antara India dan AS Memburuk?

Foto: Alex Brandon / AP / TASS

Sikap Trump terhadap India semakin dingin

Hanya dalam beberapa bulan, Presiden Trump telah berubah dari memuji India sebagai mitra strategis utama menjadi mengatakan ia tidak akan peduli jika ekonominya runtuh. Pemerintahan Trump masih menghargai kerja sama AS-India, kata para pejabat. Namun, hubungan antara Washington dan New Delhi terus memburuk… Komentar Trump mencerminkan perubahan dramatis dari masa-masa awal pemerintahan, ketika para pejabat di Washington dan New Delhi berharap untuk membangun hubungan yang telah dibangun Trump dan Modi selama masa jabatan pertamanya. Mike Waltz menyebut hubungan antara kedua negara sebagai “hubungan terpenting abad ke-21.”

PM Modi menanggapi ancaman tarif dan denda Trump

Menghadapi tarif 25 persen dari Presiden AS Donald Trump dan peringatan akan sanksi yang lebih berat karena pembelian produk-produk Rusia, India pun semakin memperketat pendiriannya. Perdana Menteri Narendra Modi dengan tegas menentang ultimatum Trump sambil mendorong masyarakat untuk membeli barang-barang buatan lokal. Pemerintah Modi juga menolak untuk berhenti membeli minyak Rusia.

Hubungan AS-India tegang akibat ancaman tarif Donald Trump dan minyak Rusia

Tuduhan presiden AS telah mengejutkan para pejabat India, membuat para analis bertanya-tanya bagaimana hubungan antara para pemimpin yang hingga baru-baru ini memiliki kedekatan pribadi yang kuat dapat memburuk begitu cepat. Para analis mengatakan bahwa Trump tampaknya telah semakin dekat dengan musuh bebuyutan India, Pakistan, hanya beberapa minggu setelah kedua negara sempat berselisih.

“India, yang semakin merasakan perannya yang semakin besar di dunia, semakin enggan mencari kompromi dengan Amerika Serikat terkait isu-isu kebijakan utama dan hubungan mereka dengan petinggi di Gedung Putih semakin memburuk,” ujar Christopher Clary, peneliti nonresiden di Program Asia Selatan di Stimson Center.