Tiongkok tolak tekanan AS, akan terus beli minyak dari Rusia dan Iran.

Beijing akan terus membeli minyak dari Rusia meskipun ada ancaman tarif tinggi dari Amerika Serikat, kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent setelah pembicaraan dengan pejabat China, lapor Reuters.
Bessent telah memperingatkan Tiongkok dalam perundingan di Stockholm tentang konsekuensi pembelian minyak Rusia dan Iran yang sedang dikenai sanksi. Kongres AS juga telah mengesahkan undang-undang tentang bea masuk hingga 500% bagi negara-negara yang membeli minyak tersebut. Ia juga mengkritik pasokan barang-barang dwiguna Tiongkok ke Rusia senilai lebih dari $15 miliar, yang diduga mendukung Moskow dalam konflik dengan Ukraina.
Perlu diketahui, Tiongkok adalah importir minyak Rusia terbesar, dengan pembelian sekitar 2 juta barel per hari, diikuti oleh India dan Turki.
Jika perundingan untuk menyelesaikan konflik di Ukraina tidak berlanjut dalam 10 hingga 12 hari ke depan, kata Bessent, importir minyak Rusia akan dikenakan tarif 100 hingga 500 persen.
Perlu diingat bahwa pada hari Jumat dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Washington menuduh Beijing secara tidak langsung mendukung tentara Rusia. Wakil Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, Geng Shuang, membantah tuduhan tersebut, menekankan bahwa Beijing tidak menyediakan senjata kepada pihak mana pun. Ia menuduh AS mencoba mengalihkan tanggung jawab dan “meningkatkan konfrontasi.”
