Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyebut penarikan negaranya dari organisasi tersebut lebih mungkin daripada pemulihan keanggotaan, yang dibekukan setahun lalu setelah eskalasi di Nagorno-Karabakh.

Foto: Sputnik
Armenia lebih suka meninggalkan CSTO daripada memulihkan keanggotaannya, kata Perdana Menteri Nikol Pashinyan dalam konferensi pers, News.am melaporkan.
“Saya akan mengatakan bahwa kemungkinan besar Armenia akan meninggalkan CSTO, daripada memulihkan keanggotaannya,” ujarnya.
Armenia membekukan partisipasinya di CSTO setahun yang lalu. Armenia beralasan bahwa CSTO menunjukkan “ketidakpedulian” terhadap Armenia dan gagal menjalankan fungsinya terkait konflik di Nagorno-Karabakh. Selain itu, hubungan Pashinyan dengan pemimpin salah satu negara anggota, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, memburuk akibat dukungannya terhadap Azerbaijan.
Pada Maret 2025, Armenia menghentikan pendanaannya. Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Pankin mengatakan bahwa CSTO tidak akan “mengeluarkan” negara tersebut dari keanggotaannya.
Kementerian Luar Negeri Rusia meyakini bahwa keluarnya Armenia dari CSTO akan menguntungkan AS dan Uni Eropa, yang berharap untuk “mengubah Armenia menjadi instrumen untuk melaksanakan rencana mereka yang sangat berbahaya di Kaukasus Selatan.”
Kremlin, pada gilirannya, menyatakan kesiapannya untuk melakukan kontak dengan pihak Armenia baik dalam kerangka organisasi maupun pada tingkat bilateral.
