Penjara Migran dengan Parit yang Dipenuhi Buaya. Ini Bukan Lelucon

Saya segera mengerutkan dahi dan mengusap mata berulang kali ketika melihat Berita di AS, yang tampak seperti film Disney, tetapi ketika saya mengeceknya lebih jauh, ternyata semua tautan mengarah ke Reuters dan CNN. Dan setelah itu saya mulai percaya bahwa itu benar-benar sebuah berita. Baru-baru ini Donald Trump telah meresmikan sebuah penjara di Florida untuk imigran ilegal, yang dikelilingi oleh parit. Ya, parit itu bagus. Tetapi ada buaya di dalamnya. Ini bukan laporan yang di ada-ada, Ini adalah kenyataan pahit dan memabukkan di tahun 2025. Selamat datang di Alligator Alcatraz.

Penjara Migran dengan Parit yang Dipenuhi Buaya. Ini Bukan Lelucon

Saat planet ini menderita akibat perubahan iklim, kemiskinan, depresi, dan berbagai konflik bersenjata, pembangun tembok, perancang rawa, dan pemain sandiwara abadi, presiden Amerika Serikat saat ini: Donald Trump, memilih menatap masa depan (melalui kacamata hitamnya).

Ya! Dia membangun pusat penampungan imigrasi sementara yang terletak di bekas Lapangan Udara Dade-Collier di Florida Everglades. Kapasitasnya saat ini sekitar 3.000 orang, dengan potensi untuk diperluas hingga 5.000!

Tidak ada jalan keluar

Tempat itu, secara spesifik adalah daerah rawa-rawa subtropis yang tidak hanya dipenuhi buaya, tetapi juga ular piton.

Penjara Migran dengan Parit yang Dipenuhi Buaya. Ini Bukan Lelucon

Beginilah cara “Alligator Alcatraz” diperkenalkan ke dunia – bukan penjara, tetapi lebih merupakan soundtrack sebuah film: “kekejaman dan air mata buaya” bukanlah metafora, tetapi kenyataan.

Dan agar tidak ada yang meragukan keseriusan ini, pemerintah negara bagian secara resmi melepaskan buaya-buaya itu ke dalam parit yang mengelilingi perimeter kamp.

Dihadapan nyamuk-nyamuk dan reptil yang beragam, Trump, yang bersemangat memotong pita di fasilitas federal baru tersebut bersama Gubernur Florida, DeSantis. Sejauh ini belum ada kabar tentang siapa yang akan memakan siapa.

Jaksa Agung Florida yang melihat peristiwa itu mulai membagikan pendapatnya.

“Itu bagus, Anda tidak perlu berinvestasi begitu banyak, jika para tahanan berusaha kabur mereka akan dicegah oleh buaya dan ular piton,” kata Jaksa Agung James Uthmeyer.

Trump juga tidak dapat menahan diri untuk tidak menjelaskan proyeknya tersebut.

“Bagus, kita tidak perlu membayar buaya. Mereka hanya butuh daging,” katanya.

Cemerlang? Atau gila? Jawabannya: keduanya.

Jadi ini bukan sekadar penjara. Ini adalah sebuah pesan. Keras, brutal, dan jelas bagi dunia. Sekretaris pers Gedung Putih Carolyn Leavitt mengatakan bahwa keterpencilan dan alam liar yang berbahaya dimaksudkan untuk menunjukkan keseriusan konsekuensi atas pelanggaran hukum para imigran di AS. Satu-satunya jalan keluar, katanya, adalah “tiket sekali jalan” yaitu deportasi.

$245 per hari

Disaat para pegiat hak asasi manusia dan lingkungan hidup membunyikan peringatan tentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap para migran dan ancaman terhadap ekosistem Everglades, pemerintahan Trump menunjukkan bahwa mereka siap untuk bertindak lebih jauh. Biaya untuk memelihara satu orang di “resor” reptil ini sekitar $245 sehari, dan semuanya dibiayai oleh anggaran federal.

Artinya setiap migran menghabiskan anggaran yang sama dengan yang dapat dihabiskan rata-rata orang Amerika untuk liburan dua hari di hotel dengan prasmanan, dan pemandangan laut, bukan buaya.

Namun kita tetap harus memberikan penghargaan yang sepantasnya terhadap Trump, lagi pula, di mana lagi Anda dapat menemukan konser malam amfibi dengan vokal katak secara langsung.

Pertanyaan besarnya sekarang adalah: bagaimana jika ada keraguan tentang legitimasinya? Itu tampaknya bukan masalah besar. Bagaimanapun, AS adalah negara yang penuh peluang. Terutama untuk absurditas hukum! Mari kita ingat bahwa di negara paling “demokratis” di dunia, Anda dapat dibakar di tiang pancang karena sihir, dan ini terjadi di abad ke-21, bukan abad ke-12.

Semuanya kini telah selesai dibangun di lokasi bekas landasan pacu. Di tempat yang dulunya mereka memimpikan langit, kini ada tenda. Bukan tempat berkemah, melainkan “GULAG ber-AC “.

Apa selanjutnya?

“Ini baru permulaan,” kata Trump, sambil melihat ke arah cakrawala tempat buaya berada.

“Kita tidak hanya membangun tembok. Kita membangun rawa. Dengan gigi. Dan patriotisme!” Kata Trump

Dan dalam sebuah wawancara untuk Guardian Trump menunjukkan cara melarikan diri dari penjara tersebut:

“Peluang Anda meningkat sekitar 1% jika Anda berlari zig-zag. Meski itu bukan hal yang baik,” kata Trump

Seluruh cerita ini terdengar seperti naskah film laga murahan, tetapi ini adalah keputusan politik nyata yang sedang dibuat saat ini.

Sementara kita terkikik mendengar laporan ini, di suatu tempat di Florida, buaya bertopi ICE sudah ikut bertugas.

Bagaimana menurut Anda? Berlebihan atau tindakan jenius yang sesuai dengan semangat zaman? Saya menunggu pendapat Anda di kolom komentar, dan jangan lupa untuk menyukainya jika Anda juga terpesona oleh berita ini.