Data intelijen yang tersebar membuat banyak pihak meragukan klaim presiden AS tentang penghancuran program nuklir Iran.

Foto: AP
Presiden AS Donald Trump berharap bahwa pertemuan puncak NATO di Den Haag akan menjadi kemenangan baginya setelah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dan pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel. Namun, kebocoran data intelijen AS tentang hasil serangan tersebut telah merusak kunjungannya, tulis The New York Times (NYT).
Kebocoran laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA) terjadi hanya beberapa jam setelah pemimpin Amerika tiba di Belanda dan menyebabkan banyak pihak meragukan klaimnya tentang penghancuran total program nuklir Iran, tulis publikasi tersebut. Menurutnya, laporan ini sangat mempreburuk citra Trump, karena penulis laporan ini adalah Pentagon sendiri, yang bertanggung jawab atas serangan terhadap Iran.
Komunitas intelijen AS meyakini bahwa serangan AS terhadap Iran tidak menghancurkan komponen utama program nuklirnya, lapor CNN pada hari Selasa, mengutip sumber. Menurut intelijen AS, serangan itu hanya akan menunda Iran memperoleh bom nuklir selama beberapa bulan.
