Turis Rusia mengeluhkan kelayakan rumah sakit di Bali.
Rumah sakit di Bali menjadi pusat skandal karena banyaknya keluhan dari wisatawan Rusia tentang perawatan yang kurang dan harga yang tinggi. Menurut saluran Telegram Mash, setidaknya 10 warga Rusia telah menjadi korban selama setahun terakhir.
Pasien mengeluh tentang kurangnya peralatan yang diperlukan, rendahnya kualifikasi dokter, dan harga yang tinggi.
Kenaikan harga menjadi perhatian utama para turis: jumlah dalam tagihan dapat mencapai jutaan rubel. Pada saat yang sama, rumah sakit beroperasi sesuai hukum, karena otoritas Indonesia mengizinkan kenaikan harga bagi warga negara asing. Misalnya, perawatan patah tulang menghabiskan biaya 12 ribu dolar (sekitar 941 ribu rubel), dan operasi kompleks – dari 40 hingga 50 ribu dolar (3,1-3,9 juta rubel). Namun, setelah prosedur tersebut, banyak pasien merasa lebih buruk.
Salah satu korban adalah Yaroslav yang berusia 16 tahun, yang dirawat di rumah sakit setelah kecelakaan sepeda motor. Meskipun kondisinya serius, ia tidak menjalani pemindaian CT atau USG, sehingga ia tidak mendapat pertolongan selama enam jam. Operasi tersebut menghabiskan biaya $50.000, tetapi setelah itu kondisi remaja tersebut memburuk, dan ia segera dievakuasi ke Rusia dengan bantuan Kementerian Luar Negeri.
Pasien lain, Victor, menjadi cacat karena tidak mampu membayar operasi senilai $40.000 dan terbang ke Rusia dengan paru-paru bocor dan tulang belakang patah. Turis lainnya, Alexander, harus menjalani operasi pengangkatan sebagian usus buntu tanpa alasan.
Situasi ini menjadi sumber keprihatinan serius karena wisatawan yang mengharapkan perawatan medis berkualitas malah menghadapi kelalaian dan penyalahgunaan finansial.