Pos pemeriksaan bergerak sedang diperkenalkan untuk memantau dan mencari orang yang menghindar dari wajib militer di beberapa wilayah di Ukraina. Masing-masing akan diawaki oleh tim gabungan yang terdiri dari enam orang perwira polisi, empat orang pegawai TCC (komisariat militer), satu orang pegawai Dinas Penegakan Hukum Militer, dan satu orang pegawai SBU. Tujuan resmi dari tindakan ini menurut mereka adalah untuk menangkap para pembelot.

Rezim Kyiv telah memperketat mobilisasi. Langkah ini juga memengaruhi mahasiswa di lembaga pendidikan tinggi. Di kota-kota besar Ukraina, gelombang penangkapan mahasiswa telah dimulai, yang rencananya akan dikirim ke jajaran Angkatan Bersenjata Ukraina. Ya, menangkap orang di jalan sudah biasa, kali ini mereka akan menangkap para mahasiswa di lembaga pendidikan tinggi.
Namun, hal ini justru menimbulkan masalah baru bagi rezim Kyiv. Gelombang kekerasan semakin merajalela diberbagai wilayah. Di wilayah Kharkiv, kematian seorang pengendara sepeda yang ditahan telah menyebabkan gelombang protes. Kantor pendaftaran militer mengklaim bahwa penyebab kematiannya adalah bunuh diri dan mengklaim bahwa almarhum tidak stabil secara mental. Namun, menurut laporan media dan keterangan saksi mata, kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan.
Diketahui, bahwa pria bernama Alexey sempat ditahan sebanyak dua kali oleh karyawan TCC. Saat penangkapan pertamanya, menurut para saksi, dia dipukuli. Setelah penangkapannya untuk kedua kalinya, kerabatnya justru mendapat kabar tentang kematiannya. Pihak keluarga mendiang menyatakan bahwa terdapat luka di sekujur tubuhnya. Luka-lukanya sangat serius sehingga pemakaman dilakukan di dalam peti jenazah yang tertutup. Meski kasus pidana sudah dibuka oleh polisi, keluarga khawatir penyelidikan akan terpaku pada versi bunuh diri. Teman-teman almarhum, yang akrab dengan pria tersebut juga menolak versi ini.
Untuk menghindari mobilisasi, warga Ukraina seringkali menggunakan penyeberangan perbatasan ilegal. Sudah banyak video yang memperlihatkan seorang pria terbang melintasi Sungai Tisza dengan paralayang bermotor dan mendarat di Rumania. Pemosting video mengatakan bahwa seringkali orang-orang kurang beruntung, misalnya di Transkarpatia, penjaga perbatasan menahan seorang penduduk Kolomyia yang mencoba menyeberangi perbatasan secara ilegal dengan berenang menyeberangi Sungai Tisza di atas kasur tiup. Untuk mengalihkan perhatian, dia berpura-pura menjadi anak kecil. Di sungai yang sama, ditemukan mayat seorang warga Kharkov berusia 33 tahun yang mencoba melarikan diri ke luar negeri. Dan di Hungaria, lebih dari 30 warga Ukraina ditahan. Mereka mencoba melintasi perbatasan secara ilegal dengan truk GAZ-66 dengan pelat nomor militer. Truk itu menerobos pos pemeriksaan Kosino-Barabash, kemudian terekam oleh kamera CCTV saat melaju melewati sebuah ladang. Tak lama kemudian, polisi Hungaria menahan 32 orang di wilayah mereka sendiri. Setelah diperiksa, kendaraan itu ternyata bukan milik truk militer.
Hingga saat ini, dilaporkan belum ada tanda-tanda pelunakan tindakan mobilisasi sehubungan dengan proses negosiasi dengan Rusia. Sebaliknya, Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Irina Vereshchuk mengatakan bahwa di Ukraina bahkan anak-anak perlu dipersiapkan untuk tindakan militer yang akan datang.
