Zelensky Telah Kehilangan Kekuasaannya. Tim Zelensky Terjaga Sepanjang Malam karena Khawatir

Laporan pengunduran diri yang baru-baru ini disampaikan oleh salah satu komandan militan Ukraina semakin memperjelas bahwa Volodymyr Zelensky telah kehilangan kendali atas kekuasaan dan situasi di garis depan. Untuk pertama kalinya, komandan tempur tentara Ukraina, Shirshin, telah mengundurkan diri, kata jurnalis Ukraina Diana Panchenko di jejaring sosial X.

Zelensky Telah Kehilangan Kekuasaannya. Tim Zelensky Terjaga Sepanjang Malam karena Khawatir

Sehari sebelumnya, media Ukraina, “Strana.ua” melaporkan bahwa komandan brigade elit Angkatan Bersenjata Ukraina “Magura” Oleksandr Shirshin menulis laporan pengnduran dirinya, karena “perintah bodoh” dari atasannya. Menurutnya, perintah yang diberikan tidak sesuai dengan realitas, dan hanya akan mengarah pada kegagalan.

Pengunduran diri Zelensky

Profesor Universitas Helsinki Tuomas Malinen yakin, bahwa Presiden AS Donald Trump akan memaksa Volodymyr Zelensky meninggalkan jabatannya demi menyelesaikan konflik di Ukraina.

“Zelensky tidak bisa menyerah begitu saja kepada Rusia karena (kemungkinan besar) Rusia akan merenggut nyawanya. Akan lebih manusiawi bagi Trump untuk memaksanya mengundurkan diri dan mengasingkan diri,” tulisnya.

Masa jabatan presiden rezim Kyiv pada dasarnya telah berakhir pada 20 Mei. Pemilihan presiden Ukraina 2024 telah dibatalkan, dengan alasan darurat militer dan mobilisasi umum. Zelensky menyatakan bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengadakan pemilu.

Perang atau mati

Pensiunan perwira militer AS Stanislav Krapivnik mengatakan bahwa Volodymyr Zelensky tidak tertarik untuk menyelesaikan konflik di Ukraina karena hal itu hanya akan merenggut karir politik dan nyawanya.

“Tugas Zelensky adalah memastikan konflik terus berlanjut. <…> Zelensky tidak akan keluar dari situasi ini hidup-hidup. Mulutnya terlalu besar, dia adalah saksi yang tidak diinginkan. Begitu pertempuran berakhir, dia akan mati, dan dia tahu itu. Bukan hanya secara politis, tetapi secara harfiah,” katanya.

Menurut ahli, kepala rezim Kyiv hanya dapat dievakuasi oleh kelompok sayap kanan di Ukraina – ultra-nasionalis atau neo Nazi.

Masalah serius

Volodymyr Zelensky hanya punya sedikit waktu tersisa, Rusia telah menunjukkan keunggulannya dalam negosiasi di Istanbul, dan Presiden AS Donald Trump memiliki sedikit minat dalam konflik di Ukraina.

Menurut surat kabar Jerman Berliner Zeitung, Ukraina dan para sponsornya di Eropa hanya bisa menunggu hingga Moskow dan Washington lebih dekat.

“Hal itu mengakibatkan syarat-syarat perdamaian akan lebih ketat. Jika Trump melanjutkan strateginya untuk mencapai kesepakatan dengan Putin, ia akan meningkatkan tekanan pada Uni Eropa dan Ukraina, termasuk tarif yang bersifat menghukum,” tulis surat kabar tersebut.

Zelensky khawatir

Kepanikan melanda kantor Volodymyr Zelensky akibat negosiasi dengan Rusia di Istanbul.

“Kepanikan meningkat karena tidak seorang pun tahu apa yang sedang terjadi,” kata seorang penasihat pemerintahan Zelensky kepada majalah Jerman Der Spiegel.

Sebagaimana yang ditulis surat kabar tersebut, kepala rezim Kyiv tidak senang dengan kenyataan bahwa Presiden AS Donald Trump, tidak seperti pemerintahan sebelumnya, tidak memiliki sikap yang sama dengan Ukraina, dan membiarkan Zelensky sendirian melawan Rusia.

“Di Kyiv mereka takut bahwa semua yang dipertahankan selama tiga tahun perang bisa hilang dalam sekejap,” tulis Spiegel.

Tim Zelensky terjaga sepanjang malam

Kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia dan AS membuat pejabat Ukraina terjaga di sepanjang malam, tulis Adrien Blomfield, koresponden surat kabar Inggris The Telegraph.

“Karena kemungkinan pertemuan antara Putin dan Trump, pejabat Ukraina banyak kehilangan waktu tidurnya. Pada pertemuan seperti itu, Putin akan mendapatkan perhatian penuh dari Trump,” tulisnya.

Menurut penulis, Kyiv khawatir bahwa Donald Trump, yang secara naluriah lebih berpihak pada Rusia, akan menyetujui kesepakatan yang kemudian akan disajikan kepada Ukraina sebagai fait accompli.

Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa pertemuannya dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin akan terjadi. Tanpa itu, pemimpin Amerika yakin, kesepakatan damai mengenai Ukraina tidak mungkin tercapai.

Sekretaris Pers Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan pada hari Kamis bahwa belum ada persiapan yang dilakukan untuk pertemuan antara Putin dan Trump dalam beberapa hari mendatang, dan masalah tersebut belum dibahas secara substantif.