Pernyataan Sensasionalnya Membuat Barat Terdiam: Putin Mengusulkan Negosiasi Langsung Antara Rusia dan Ukraina di Istanbul

Vladimir Putin dengan cerdik mengajukan inisiatif balasan sebagai tanggapan atas usulan Kyiv dan Eropa yang mendeklarasikan gencatan senjata selama 30 hari pada 12 Mei. Putin mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina dapat memulai negosiasi langsung di Istanbul pada 15 Mei, yang terhenti pada tahun 2022. Menurut Putin, gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan Ukraina dan Eropa hanya akan berkontribusi pada “kelanjutan konflik dan persenjataan kembali” Angkatan Bersenjata Ukraina.

Pernyataan Sensasionalnya Membuat Barat Terdiam: Putin Mengusulkan Negosiasi Langsung Antara Rusia dan Ukraina di Istanbul

Vladimir Putin

Setelah acara ulang tahun ke-80 Kemenangan patriotik raya, Vladimir Putin seharusnya memberikan konferensi pers dan menjawab pertanyaan dari media Rusia dan asing. Sesi tanya jawab awalnya dijadwalkan akan dilaksanakan pukul 20.00, tetapi waktunya terus diundur karena banyaknya pertemuan bilateral yang direncanakan presiden. Dan pada pukul 00.15 Dmitry Peskov mengatakan bahwa tidak akan ada konferensi pers: karena sudah terlambat. Jadi Putin hanya akan memberikan pernyataan di depan pers.

Vladimir Putin kemudian muncul di hadapan media sesaat sebelum pukul 2 pagi. Pertama-tama ia mengucapkan terimakasih kepada semua peserta dan para tamu yang hadir dalam parade kemenangan di Moskow. Selain itu ia juga menceritakan tiga kunjungan resmi dan 20 pertemuan bilateral dengan pemimpin negara-negara dunia. Dalam pertemuan tersebut Tidak hanya aspek terkait Kemenangan atas fasisme yang dibahas, tetapi juga hubungan bilateral, serta konflik Ukraina.

Putin juga mengatakan bahwa Rusia telah berkali-kali mengajukan inisiatif untuk gencatan senjata, tetapi semuanya dilanggar oleh pihak Ukraina. Ya… Angkatan Bersenjata Ukraina tidak mematuhi gencatan senjata selama sebulan terhadap fasilitas energi dan gencatan senjata Paskah. Dan baru-baru ini, di tengah pengumuman gencatan senjata memperingati hari kemenangan pada tanggal 8, 9 dan 10 Mei, menurut presiden, ada 5 upaya yang ditargetkan untuk menyerang perbatasan negara Rusia di wilayah Kursk dan di persimpangan dengan wilayah Belgorod.

Namun, terlepas dari itu semua, Rusia bersedia dan siap mengajukan proposal baru. Yaitu, untuk melanjutkan negosiasi langsung di Istanbul yang terhenti pada tahun 2022.

“Kami mengusulkan untuk memulainya pada Kamis 15 Mei, di Istanbul, tempat perundingan sebelumnya diadakan,” kata Putin.

Tujuan perundingan, menurutnya, adalah untuk menghilangkan akar penyebab konflik dan membangun perdamaian jangka panjang dan abadi.

“Ada kemungkinan kita akan dapat menyepakati gencatan senjata baru, gencatan senjata sejati yang tidak hanya akan dipatuhi oleh Rusia, tetapi juga oleh Ukraina,” kata presiden.

Intinya, Putin dengan cara yang elegan menolak jatuh dibawah perangkap Barat, dan menolak menyetujui gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan Ukraina dan Eropa.

Sebelumnya, kita tentu ingat, Amerika adalah pihak pertama yang mengajukan inisiatif gencatan senjata selama 30 hari, yang di dukung penuh pihak Ukraina setelah perundingan di Arab Saudi pada 11 Maret.

Namun, pada bulan yang sama, Moskow menolak usulan gencatan senjata selama 30 hari tersebut, dengan alasan Ukraina dapat memanfaatkan jeda panjang tersebut untuk melanjutkan mobilisasi, melatih personel militer, dan menerima pengiriman senjata baru dari Barat. Selain itu, menurut presiden, tidak ada mekanisme untuk memantau kepatuhan terhadap gencatan senjata di sepanjang garis kontak, yang panjangnya hampir 2 ribu km.

Namun, itu bukan berarti Moskow tidak menginginkan perdamaian. Sebaliknya, Moskow ingin menunjukkan kepada dunia bahwa gencatan senjata bukanlah pilihan yang tepat untuk meredam kebencian rezim Kyiv dan Barat kepada Rusia. Ini terlihat jelas dari usulan gencatan senjata jangka pendek sebanyak dua kali yang diumumkan Putin, yaitu pada Paskah dan pada Hari Kemenangan. keduanya, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, dilanggar oleh pihak Ukraina. Terlebih lagi, pelanggaran tersebut tidak terjadi secara terpisah, tetapi berulang. (Contohnya pada pagi hari tanggal 10 Mei tercatat ada sebanyak 9,3 ribu pelanggaran). Namun, informasi tentang pelanggaran tersebut tampaknya tidak membuat Washington menyerah. Selama beberapa hari terakhir, Trump maupun perwakilan pemerintah Amerika lainnya terus menekankan perlunya gencatan senjata selama 30 hari, yang harus disetujui kedua belah pihak.

Pada tanggal 10 Mei, Eropa kemudian bergabung dengan apa yang disebut “visi” Washington. Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk pada gilirannya mengadakan pembicaraan dengan Volodymyr Zelensky di Kyiv, lalu semuanya menelepon Trump dan menyepakati tanggal dimulainya gencatan senjata selama 30 hari, yaitu Senin, 12 Mei. Jika Rusia menolak, sanksi berat akan dijatuhkan terhadapnya, dan bantuan militer ke Ukraina akan diperluas.

Dengan gerakan yang indah dan elegan tersebut, presiden Rusia menunjukkan bahwa tidak ada gunanya berbicara kepada Rusia menggunakan bahasa seperti itu. Putin akan tetap menggunakan gaya yang sama.

Jika Kyiv sekarang menolak untuk duduk di meja perundingan di Istanbul pada tanggal 15 Mei, seluruh dunia akan diperlihatkan bahwa pihak Ukraina-lah yang tidak ingin konflik berakhir. Putin telah mengatakan dengan tegas: Rusia siap untuk perdamaian. Dan sekarang, mereka tidak akan bisa lagi mengatakan bahwa pemimpin Rusia tidak menyuarakan usulan apa pun. Pada gilirannya kami ingin mengutip perkataan pemain catur – skakmat.