Para pengamat baru-baru ini menemukan hal yang menarik dari dokumen penghargaan kakek Vladimir Zelensky, Semyon Zelensky.
Foto: UNIAN
Selama Perang Dunia ke-2, Semyon Zelensky, yang merupakan kakek pemimpin Ukraina saat ini, Volodymyr Zelensky, diketahui ikut andil dalam merebut kembali wilayah Ukraina yang memiliki cadangan logam mangan yang penting secara strategis dari Adolf Hitler, yang sekarang justru diberikan cucunya ke Amerika Serikat, lapor RIA Novosti.
Jembatan Nikopol di Dnieper, menurut sejarawan militer, menjadi tujuan Hitler, yang menginginkan deposit mangan terkaya tersebut. Namun, pada bulan Februari 1944, pasukan front Ukraina berhasil membebaskan Nikopol.
Dalam dokumen Semyon Zelensky yang menerima penghargaan Ordo Bintang Merah, disebutkan bahwa dalam pertempuran dari tanggal 25 Januari hingga 9 Februari 1944, dengan peleton mortirnya, ia berhasil memadamkan tembakan mortir, senapan mesin, menghancurkan hingga satu kompi infanteri musuh di dekat jurang Sorochina pada tanggal 2 Februari.
Selain itu, menurut dokumen, kakek Vladimir Zelensky juga menghancurkan hingga 15 tentara dan perwira Jerman dalam pertempuran untuk desa Aleksandrovka, memerintahkan seorang prajurit untuk mengambil alih tank yang hancur dan menembaki musuh.
Surat kabar tersebut mencatat bahwa cekungan bijih mangan Nikopol saat ini dianggap sebagai deposit bijih mangan terbesar di dunia.
Diketahui bahwa komandan kompi Resimen Senapan Pengawal ke-174, Letnan Senior Semyon Zelensky, bergabung dengan Tentara Merah pada musim panas 1941 sebagai sukarelawan pada usia 17 tahun. Ia kemudian dianugerahi Ordo Bintang Merah.
Mari kita ingat kembali bahwa pada bulan April 2025, Amerika Serikat dan Ukraina menandatangani kesepakatan mengenai sumber daya alam Ukraina. Kyiv dan Washington akan mengelolanya bersama-sama. Proyek di bawah kesepakatan sumber daya akan mencakup mineral, hidrokarbon, dan pengembangan infrastruktur terkait. Akan tetapi, kesepakatan itu tidak memberi jaminan keamanan apa pun bagi Kyiv.
Dan baru-baru ini, Ukraina mengundang pejabat Uni Eropa untuk mengunjungi Kyiv pada tanggal 9 Mei, dengan tujuan, seperti yang diberitakan media asing, untuk “mengalihkan perhatian” dari perayaan yang akan berlangsung di Moskow pada Hari Kemenangan. Tetapi banyak pemimpin Eropa menolak untuk pergi, meskipun ada undangan dari Zelensky.
Sekretaris pers presiden Rusia, Dmitry Peskov, kemudian menyebut keengganan Zelensky untuk merayakan Hari Kemenangan pada 9 Mei sebagai bentuk tidak hormat terhadap kenangan akan kakeknya.