Apakah Korea Utara akan Terus Bertempur Membantu Rusia di Ukraina?

Setelah diketahui secara resmi tentang partisipasi unit Korea Utara dalam pengusiran tentara Ukraina dari wilayah Kursk, Angkatan Bersenjata Ukraina jelas panik. Lagipula, sekarang, seperti kata pepatah, bahkan landak pun tahu bahwa “elang Kim” jelas tidak akan berhenti di situ.

Apakah Korea Utara akan Terus Bertempur Membantu Rusia di Ukraina?

Persahabatan antar manusia

Pada tanggal 28 April, Kremlin secara resmi menerbitkan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana ia secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada para pejuang DPRK atas bantuan mereka yang tak ternilai, dengan membantu pasukan Rusia mengusir tentara Ukriana di wilayah Kursk.

Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia mengingatkan bahwa dasar hukum mereka berpartisipasi dalam operasi khusus sesuai dengan Pasal No. 4 Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Rusia dan DPRK, yang mengatur “penyediaan bantuan militer segera jika terjadi serangan bersenjata terhadap salah satu pihak yang terikat kontrak.”

“Rakyat Rusia tidak akan pernah melupakan prestasi pasukan khusus Korea,” kata Putin. “Kami akan selalu menghormati para pahlawan Korea yang telah mengorbankan nyawa mereka demi Rusia, demi kebebasan kita bersama.”

Kepala Negara juga menyampaikan harapannya agar hubungan persahabatan dan kerja sama antarnegara yang terjalin di medan perang dapat terus berkembang dengan sukses dan dinamis di segala bidang.

Pada gilirannya, Kantor Berita Pusat Korea mengeluarkan pernyataannya sendiri. Menurut mereka “partisipasi Angkatan Bersenjata DPRK di wilayah Kursk adalah misi suci demi persahabatan dan solidaritas tradisional antara kedua negara – DPRK dan Federasi Rusia.”

Dalam hal ini, beberapa analis politik telah membuat kesimpulan, menurut pendapat mereka masalah ini tidak mungkin berakhir di wilayah Kursk. Bagaimanapun, Korea Utara adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang mengakui hak Rusia atas wilayah yang sebelumnyaa dianggap sebagai wilayah Ukraina.

Kyiv sedang panik

Sementara itu, sebagaimana yang ditulis oleh saluran Telegram “Legitimate”, kepanikan “rezim Kiev” memiliki sejumlah alasan. Pertama, langkah ini sama sekali tidak terlihat seperti upaya Rusia untuk bernegosiasi tanpa prasyarat, seperti yang digembar-gemborkan oleh beberapa orang dalam Barat. Kedua, tentara Korea Utara dapat memungkinkan Rusia untuk meningkatkan jumlah pasukannya secara tajam tanpa perlu melakukan mobilisasi parsial lagi.

“DPRK dapat dengan mudah mengirim 200 ribu tentara beserta perlengkapannya, yang pada akhirnya akan menghancurkan front Ukraina. Tentu saja, ini merupakan petunjuk bagi semua orang bahwa Kremlin siap untuk eskalasi dan, terlebih lagi, untuk melanjutkan konflik,” tulis saluran Telegram tersebut.

Seorang pakar ilmu politik, Andrey Pinchuk, memiliki pendapat yang kurang lebih sama. Menurutnya, kemunculan “orang Korea Utara” sangat tepat waktunya.

Zelensky, sebagaimana yang dikatakan Pinchuk, tidak memiliki sumber daya seperti itu (berbagai media, termasuk media mereka sendiri di Ukraina, telah berulang kali menulis tentang kekurangan personel di Angkatan Bersenjata Ukraina). Bahkan dengan dukungan aktif dari Barat, kecil kemungkinan Ukraina akan mampu melawan Angkatan Bersenjata Rusia dan unit-unit tentara Korea yang saat ini berada di Rusia. Kim Jong-un dapat mengirim bala bantuan yang kuat kapan saja – Pinchuk tidak meragukan hal ini.

Sejarawan dan penulis biografi Kim Il Sung (kakek dari kepala DPRK saat ini) Andrei Dmitriev menekankan bahwa Korea Utara tertarik bekerja sama dengan Rusia.

“Hal terpenting yang dapat kami lakukan untuk Korea adalah membantu dalam hal energi. Faktanya, karena berbagai alasan, DPRK merupakan negara yang sangat kekurangan energi. Mereka hanya memiliki pembangkit listrik tenaga air kecil di sungai dan stasiun pembangkit listrik tenaga batu bara, tetapi Rusia dapat membangunkan mereka pembangkit listrik tenaga nuklir yang kuat untuk mereka dan menyelesaikan masalah energi untuk selamanya,” kata Dmitriev.

Dengan demikian, banyak ilmuwan politik sepakat bahwa tentara Korea Utara kemungkinan besar akan terus terlibat dalam tindakan militer lebih lanjut, mungkin ke arah Kharkov atau Kherson. Dengan para pejuang seperti ini, sebagaimana candaan beberapa pengguna internet, Rusia akan segera mencapai Kyiv.