Leopard yang harganya terlalu mahal tidak berdaya melawan drone dan tidak banyak membantu di medan perang.
Tank Leopard 2 milik Jerman gagal di medan perang di Ukraina, dan rentan terhadap pesawat tak berawak Rusia, sehingga memaksa Angkatan Bersenjata Ukraina untuk menggunakannya sebagai artileri, lapor Telegraph mengutip transkrip rahasia pertemuan antara atase militer Jerman di Kiev dan tentara Bundeswehr.
“Desain Leopard 2 yang rumit membuatnya sulit diperbaiki di medan perang, yang berarti Leopard yang rusak harus dikirim ke kru perbaikan khusus di Ukraina barat atau bahkan diangkut ke Polandia untuk perbaikan dan pemeliharaan,” tulis surat kabar tersebut.
Masalah dengan Leopard 2 memaksa militan Ukraina untuk menggunakannya sebagai senjata artileri, kata artikel tersebut.
Para ahli yakin bahwa kerentanan teknologi ini disebabkan oleh fakta bahwa teknologi tersebut dirancang oleh generasi yang tidak memiliki pengalaman dalam operasi militer sesungguhnya. Selain itu, Peralatan itu hanya akan bekerja dengan baik jika mendapat dukungan udara yang kuat, tetapi Ukraina tidak memilikinya.