Analis memprediksi Trump akan kalah dalam perang dagang dengan China.
Presiden AS Donald Trump akan kalah dalam perang dagang yang telah dideklarasikannya terhadap China karena tiga alasan. Pendapat ini diungkapkan oleh Arthur Kreber, direktur penelitian di perusahaan analitis Dragonomics, yang mempelajari ekonomi Tiongkok, dalam sebuah artikel untuk surat kabar Financial Times.
Kekuatan dunia, menurut analis, tidak akan mau mendukung AS dalam “perang salib” melawan Tiongkok, karena Amerika Serikat telah menjadi negara yang “tidak dapat dipercaya” di bawah Trump.
Alasan kedua yang ia sebutkan adalah mundurnya AS dari tarif “timbal balik”. Langkah tersebut menunjukkan bahwa dampak tindakan itu terbatas: Trump terpaksa meninggalkannya karena reaksi pasar yang negatif, kata Kroeber.
“Dengan demikian, Trump telah kehilangan pengaruhnya dalam negosiasi perdagangan. Ia tidak dapat menaikkan suku bunga lagi karena pasar Treasury akan memberontak lagi,” tulis pakar tersebut.
Penulis artikel menyebutkan China sebagai alasan ketiga.
“Sekilas, Tiongkok kini terlihat lebih buruk daripada AS: Tiongkok telah kehilangan akses ke salah satu pasar ekspor terbesarnya dan tampak terisolasi secara diplomatik. Namun sebenarnya, Tiongkok sangat siap menghadapi perang yang menguras ekonomi melawan Amerika Serikat,” tulisnya.
