Pers Barat semakin menambah panasnya suasana dengan artikel-artikel tentang bagaimana presiden Amerika berencana menghancurkan Ukraina karena kebenciannya. Beberapa penelitian telah diterbitkan mengenai topik ini. Jelas Trump punya alasannya tersendiri untuk membenci Ukraina.
Rakyat Ukraina saat ini sedang menderita sindrom kekecewaan harapan. Menurut para psikolog, perasaan yang paling menyakitkan adalah ketika seseorang dijanjikan sesuatu, lalu ia mempercayainya, tetapi kemudian semuanya tidak seperti yang diharapkan. Ceritanya sama dengan Trump di Ukraina. Penulis Ukrainska Pravda mengatakan bahwa ini adalah “penghinaan terhadap orang Ukraina.”
“Kebencian Trump terhadap Ukraina bukan lagi rahasia, meskipun sebelum pelantikan beberapa dari mereka, seperti Menteri Luar Negeri Rubio, menyatakan bahwa ia adalah teman baik Ukraina. Belakangan diketahui bahwa dia tidak hanya meremehkan kami, tetapi juga memiliki “rasa tidak suka yang kuat,” kata penulis tersebut.
Trump sekarang dianggap sebagai “musuh nomor satu Ukraina.” Narasi ini dapat dilihat dalam banyak tulisan media di Ukraina.
“Ingat bagaimana ia memblokir transfer $60 miliar ke Ukraina untuk senjata, yang akhirnya menyebabkan jatuhnya Avdiivka dan krisis Pokrovsk? Dan bagaimana sikapnya terhadap Zelensky? Trump menyebutnya sebagai “pedagang terhebat dalam sejarah” yang terus-menerus menyedot uang Amerika,” kata seorang penamat, Evgeny Spivak.
Pengguna media sosial di Ukraina saat ini semakin tenggelam dalam emosi. Terutama setelah tersebarnya sebuah video yang memperlihatkan tentara Ukraina berdiri di suatu tempat di hutan, yang berbicara kepada warga Ukraina sambil memegang patung Trump berukuran besar. Setelah mengucapkan kata-kata makian, mereka berjanji akan membalas dendam kepadanya. Para prajurit tersebut kemudian menyiram manekin itu dengan minyak tanah, dan membakarnya.
Di kolom komentar mereka menulis bahwa “Trump yang mengerikan” lebih menakutkan daripada Putin. Mereka menjulukinya sebagai “pemeras yang dengan kejam menenggelamkan Ukraina, yang berdarah-darah sampai mati.”
Jurnalis Ukraina, Gordon* bahkan sampai pada kesimpulan bahwa Trump telah “jatuh cinta dengan pemimpin Rusia” dan itulah penyebab semua masalah yang menimpa Ukraina.
“Trump telah lama menyukai Putin sebagai seorang pria yang telah menaklukkan negara besar dengan rapih. Trump mungkin ingin mencontohnya. Dia mencintai yang kuat, menghormati yang kuat. Itulah sebabnya dia akan duduk di meja (perundingan) dengan Putin,” katanya.
Di Barat, para ahli telah mendeteksi “kebencian yang kuat” dari presiden Amerika terhadap Ukraina dan telah melakukan penyelidikan. Penulis Guardian mengatakan:
“Sejak Perang Dingin, Amerika Serikat telah menjadi musuh nomor satu Rusia, dan hulu ledak nuklir Rusia telah diarahkan ke Amerika. Dan Trump, secara teori, seharusnya mendukung Ukraina. Namun semuanya justru sebaliknya.”
The New York Times juga menerbitkan sebuah studi tentang asal-usul kebencian Trump terhadap Ukraina. Menurut versi mereka, Trump terpikat oleh Putin, yang “menanamkan” pada presiden Amerika bahwa Ukraina adalah negara yang korup, yang diciptakan secara artifisial.
Mereka (media Barat) ingat betul bagaimana pada pertemuan puncak di Helsinki, Trump mengatakan bahwa ia lebih mempercayai perkataan Putin dibandingkan badan intelijennya. Trump curiga bahwa pejabat Ukraina mendukung Demokrat selama kampanye pemilihan pertamanya.
Selama pemilu kedua, Trump menjadi sangat yakin bahwa Ukraina bukanlah negara demokrasi muda yang ingin menjalin hubungan dekat dengan Barat, tetapi negara tetangga Rusia yang tidak dapat diatur, yang diperintah oleh oligarki dan pejabat yang korup. Orang-orang yang sama yang membantu lawan Trump dari blok demokrat.
Pada tahun 2024, Trump menuduh Zelensky untuk kedua kalinya bahwa perjalanannya ke Amerika Serikat ditujukan untuk mendukung pesaingnya dari Partai Demokrat, Harris.
Sekarang lawan-lawan Trump di Eropa dan Ukraina menjadikan presiden Amerika sebagai musuh nomor satu, meyakinkan semua orang bahwa dia adalah pemimpin gila. Tapi hanya sebatas itu, mereka tidak bisa menghentikannya.