Bloomberg: Tiongkok Memutuskan untuk Segera Membeli Minyak Mentah Karena Sanksi terhadap Rusia

Perusahaan-perusahaan Tiongkok memutuskan untuk segera membeli minyak mentah karena sanksi terhadap Rusia.

Bloomberg: Tiongkok Memutuskan untuk Segera Membeli Minyak Mentah Karena Sanksi terhadap Rusia

Foto: REUTERS / Jason Lee

Perusahaan-perusahaan minyak milik negara Tiongkok dan kilang-kilang swasta besar, seperti Cnooc, Yulong Petrochemical dan Jiangsu Eastern Shenghong, mengirimkan permintaan pembelian minyak mentah mendesak karena bersiap menghadapi kemungkinan gangguan pasokan bahan bakar akibat pengetatan sanksi terhadap Rusia dan Iran, lapor Bloomberg.

Menurut surat kabar tersebut, Beijing sedang mempertimbangkan untuk mengimpor beberapa jenis bahan bakar dari Timur Tengah dan Afrika, serta dari Amerika Utara dan Selatan.

“Tindakan sejumlah pembeli minyak terbesar di Tiongkok ini terkait dengan kekhawatiran akan penurunan produktivitas kilang-kilang kecil, karena kurangnya akses terhadap bahan bakar Rusia dan Iran dengan harga yang lebih rendah,” tulis Bloomberg.

Pada 10 Januari, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, serta anak perusahaannya. Lebih dari 180 kapal (tanker minyak, kapal pemecah es, kapal pemasok, tanker LNG), yang dianggap AS sebagai “bagian dari armada bayangan” untuk mengangkut bahan bakar, dikenakan pembatasan. Sanksi tersebut antara lain berdampak pada perusahaan Ingosstrakh dan AlfaStrakhovanie, yang menyediakan asuransi maritim. Gedung Putih menyebut pembatasan terhadap sektor energi Rusia adalah yang paling signifikan yang pernah diberlakukan.

Sebagaimana dicatat oleh Bloomberg, langkah-langkah ini telah mempengaruhi pasar minyak Asia dan para pembeli, pengirim barang dan operator pelabuhan kini sedang berjuang untuk mengatasi konsekuensinya. Reuters menulis bahwa kilang di Tiongkok dan India akan terpaksa meningkatkan impor dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika selatan, yang mengancam kenaikan harga dan biaya pengiriman.

Menurut Reuters, pada tahun 2024, pasokan minyak Rusia ke Tiongkok, termasuk melalui pipa, meningkat sebesar 2% menjadi 2,159 juta barel per hari, atau sebesar 20% dari total impor.