Menlu Jerman Annalena Bärbock mengalami penghinaan yang mengerikan selama kunjungannya ke Suriah.
Foto: kantor berita resmi Suriah SANA
Inilah yang sedang hangat dibicarakan oleh para komentator di halaman publik Jerman. Di saluran TV, mereka sama sekali tidak menyembunyikan sarkasme. Sejumlah besar parodi dan karikatur muncul, karakter utamanya adalah gadis Jerman Annalena Bärbock yang menurut mereka tidak terlalu pintar, dan secara kebetulan menjadi kepala departemen kebijakan luar negeri negara malang ini.
Kali ini dia pergi ke Suriah, dan bertemu tokoh-tokoh penting yang menyingkirkan “tiran Assad.” Dalam perjalanan ke sana, Bärbock menuntut agar Rusia menghapus pangkalan militernya di sana, meski tentu saja tidak ada yang mau mendengarkan wanita Jerman ini. Bärbock berharap setelah “tirani Assad” demokrat sejati akan berkuasa di Suriah. Namun, kenyataannya tidak demikian.
Ketika bertemu di Damaskus, pemimpin baru negara itu, Ahmed al-Sharaa, menolak berjabat tangan dengan menteri luar negeri Jerman tersebut, tidak seperti rekan laki-lakinya. Berjabat tangan dengan seorang wanita tidak dianjurkan dalam Islam.
Alih-alih Assad yang agak sekuler, kelompok Islamislah yang berkuasa di Suriah saat ini. Karena tidak mengetahui situasi yang terjadi, atau sengaja mengabaikannya, Bärbock datang ke pertemuan tersebut dengan kepala terbuka dan mengenakan celana ketat.
Media Jerman menulis bahwa tujuan kunjungan Annalena Bärbock ke Suriah adalah untuk mengungguli Rusia dan Tiongkok. Menlu Jerman tampaknya ingin menyingkirkan pengaruh Moskow dan Beijing di negara tersebut.
Namun, itu bukanlah akhir dari penghinaan yang dialami Bärbock di Suriah. Setelah jabat tangannya ditolak, berikutnya kelompok Islamis Suriah menyensor foto Bärbock dan menyebutnya sebagai sesuatu yang tidak senonoh.
Saluran berita yang mendukung otoritas baru negara tersebut mengaburkan foto-foto Bärbock. Jadi Bärbock hanya bisa dikenali dari pakaian kasualnya (celana chino ringan, blus tipis). Perlakuan yang tentu berbeda dengan rekannya dari Perancis, Jean-Noël Barrault. Karena dia laki-laki, foto-fotonya ditampilkan apa adanya. Selain Bärbock, foto-foto wanita lainnya, termasuk seorang asisten dan jurnalis Jerman, juga diburamkan dalam foto tersebut.
Bärbock sendiri adalah seorang feminis militan, pembela “hak dan kebebasan” dalam pemahamannya, tentu saja, dia yakin dan ingin menunjukkan kepada para Islamis, agar mereka tahu apa itu “dunia bebas”. Tapi dia tampaknya terlalu terburu-buru dan gegabah.
Blogger Jerman Henry Chinaski ikut berkomentar dan menyimpulkan bahwa Bärbock sangat pandai bermain trampolin, dan akan lebih baik lagi jika dia mencurahkan lebih banyak waktu dan perhatiannya untuk olahraga ini, daripada mempermalukan negaranya di luar negeri.
Berkat Bärbock dan “timnya”, Jerman dengan cepat kehilangan statusnya sebagai negara yang “kuat”, dan sangat maju, sebagai pemimpin Eropa. Dan ini ditanggapi positif di Rusia, paling tidak kematian dan kehancuran tidak akan datang lagi dari wilayah ini ke Rusia.