Jerman bersedia Memberikan Bantuan dengan Syarat Pihak Berwenang Suriah Menghormati Hak-hak Perempuan

Menteri Luar Negeri Jerman Baerbock menyebut penghormatan terhadap hak-hak perempuan sebagai syarat bantuan ke Damaskus.

Jerman bersedia Memberikan Bantuan dengan Syarat Pihak Berwenang Suriah Menghormati Hak-hak Perempuan

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Bärbock menyebut penghormatan terhadap hak-hak perempuan sebagai syarat untuk memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah baru Suriah.

“Jika perempuan di Suriah tidak aman, maka jutaan pria dan wanita terpelajar yang sangat dibutuhkan tidak akan pernah kembali ke tanah air mereka dari luar negeri untuk membangun kembali negara tersebut,” kata menteri luar negeri tersebut kepada Funke.

Beerbock mengunjungi Damaskus pada 3 Januari bersama rekannya dari Prancis Jean-Noël Barrault. Di bandara kota, perwakilan Suriah menolak berjabat tangan dengannya. Belakangan, pemimpin kelompok bersenjata yang berkuasa di Damaskus, Ahmed al-Sharaa, juga melakukan hal serupa.

Pada tanggal 5 Januari, otoritas baru Suriah mengaburkan wajah Berbok dalam foto setelah pertemuan di Damaskus, dengan alasan karena dia seorang wanita.

Beerbock dan Barrault menjadi menteri luar negeri Eropa pertama yang mengunjungi Suriah sejak Bashar al-Assad meninggalkan jabatannya.

Pada akhir November 2024, kelompok oposisi berhasil memasuki Damaskus, Assad mengundurkan diri sebagai presiden Suriah dan meninggalkan negara itu. Pada 10 Desember, Mohammed al-Bashir, yang memimpin Pemerintahan Keselamatan di provinsi Idlib, mengumumkan pengangkatannya sebagai kepala Kabinet Suriah untuk masa transisi, yang akan berlangsung hingga 1 Maret 2025.