Bentrokan antara polisi dan militer terjadi saat penangkapan Presiden Korea Selatan.
Foto: Reuters / Kim Hong-Ji
Bentrokan antara polisi dan militer terjadi saat upaya penahanan Presiden Korea Selatan. Insiden itu terjadi di kediaman tempat Yoon Seok Yeol berada. Aparat penegak hukum yang datang untuk menangkapnya mendapat perlawanan dari pihak militer yang menjaga gedung dan sang Presiden. Kerusuhan tersebut dilaporkan oleh kantor berita Yonhap.
“Dinas keamanan presiden menolak mengizinkan penyelidik melakukan penggeledahan di kediaman presiden,” lapor badan tersebut.
Menurut laporan yang beredar, pihak militer memblokir jalan perwakilan kejaksaan, mencegah penyelidik memasuki wilayah kediaman presiden.
Secara hukum, Yoon Seok-yeol, sebagai kepala negara saat ini, meskipun diberhentikan sementara, masih berada di bawah perlindungan dinas keamanan presiden. Penyidik diperbolehkan masuk ke dalam kediaman tersebut. Namun, militer yang melindunginya, mencegah penyelidik menangkap Yun Seok Yeol di kediamannya. Seperti diberitakan Yonhap TV, terjadi perkelahian antara militer dan penyelidik.
Tim investigasi pada gilirannya mengirimkan pasukan tambahan ke tempat kejadian, yaitu sekitar 120 petugas polisi. Mereka dikabarkan memasuki wilayah tersebut hingga ke gedung kediaman presiden.
Pengadilan Distrik Seoul Barat sebelumnya mengeluarkan surat perintah penangkapan dan penggeledahan kediamannya atas permintaan tim investigasi yang terdiri dari Kantor Investigasi Praktik Korupsi (CIO), polisi, dan departemen investigasi Kementerian Pertahanan.
Pada saat yang sama, pengacara presiden mengatakan bahwa surat perintah untuk menggeledah kediaman dan menangkap presiden adalah ilegal. Pengacara Presiden Yoon Seok-yeol, Yoon Gap-keun, mengumumkan niatnya untuk mengambil tindakan hukum sebagai tanggapan atas upaya penyelidik untuk menangkap presiden yang ditangguhkan namun masih menjabat.