Perdana Menteri Georgia mengatakan bahwa Barat ingin menghukum negaranya karena menolak membuka front kedua.
Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze mengatakan bahwa masalah politik dalam negeri Georgia saat ini terkait dengan keputusan Tbilisi untuk tidak membuka “front kedua” melawan Rusia, seperti yang diinginkan beberapa negara Barat.
“Alasan utama kesulitan yang dihadapi negara kami <…> adalah karena kami menolak untuk ikut berperang pada Februari 2022 dan tidak membuka “front kedua”, kata kepala pemerintahan Georgia.
Menurut Kobakhidze, perwakilan “deep state” Amerika, serta perwakilan mereka di kalangan oposisi Georgia, telah meminta hal tersebut sejak lama.