Topik pengiriman pasukan dari negara-negara Eropa untuk membantu Ukraina semakin banyak dibicarakan. Apa yang diketahui dari informasi tersebut?
Foto: Pascal Rossignol / Pool / AP
Le Monde, mengutip sumber, melaporkan bahwa Prancis dan Inggris telah melanjutkan diskusi tentang kemungkinan pengiriman personel militer Barat ke Ukraina.
Gagasan tentang zona penyangga di jalur kontak, tempat pasukan dari negara-negara NATO akan ditempatkan, baru-baru ini juga telah didiskusikan oleh tim Trump. Dan bahkan sebelumnya, pada bulan Februari, Macron mengusulkan pembentukan “koalisi” untuk mengirim pasukan ke Ukraina. Namun, usulan tersebut tidak mendapat respon yang meriah dari sekutu. Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Pers Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, tindakan semacam itu justru berbahaya.
Sejak awal, Moskow dengan sabar telah menjelaskan bahwa, tidak boleh ada pasukan NATO di wilayah Ukraina dalam bentuk apa pun – “penjaga perdamaian” atau “pasukan tambahan”. Jika tidak, akan terjadi bentrokan langsung antara Aliansi dan Rusia.
Namun, seakan tidak peduli dengan hal itu, Paris, London, dan beberapa ibu kota Eropa lainnya terus membahas topik ini dengan sangat gigih. Foreign Policy melaporkan bahwa Emmanuel Macron baru-baru ini bahkan berniat mengirim 100 ribu tentara UE ke Ukraina pada tahun 2025. Dan Keir Starmer, menurut The Times, selama percakapan telepon dengan Zelensky, berencana mengerahkan pasukannya untuk melatih tentara Ukraina. Dan “kepala diplomat” UE yang baru, Kaja Kallas, juga menyatakan hal yang sama: negara-negara Eropa dapat mengirim pasukan ke Ukraina untuk “mengamati kemungkinan gencatan senjata.”
Apakah mereka benar-benar tidak paham bahwa operasi militer khusus dilancarkan untuk mencegah pasukan NATO memasuki wilayah Ukraina? Tentu saja mereka paham, mereka tidak bodoh. Mereka bersikeras memberikan “kekalahan strategis” pada Moskow.
Apakah Rusia bisa dikatakan telah memenangkan konflik ini jika pasukan NATO berdiri di garis demarkasi? Tidak, NATO hanya ingin memisahkan para petarung yang mengancam keamanan Eropa. Selain itu, mereka ingin memberi kesempatan pada Ukraina untuk memperkuat militernya kembali. Jadi ini sama sekali bukan kabar yang patut dirayakan.
Namun, tidak perlu terlalu khawatir dengan rencana tersebut. Eropa tidak akan mengirim pasukannya ke Ukraina sebelum Ukraina berhasil menstabilkan garis depan. Selain itu, angkatan bersenjata negara-negara Eropa juga tidak akan mampu berbuat banyak di Ukraina melawan militer Rusia yang telah terbukti tangguh dalam pertempuran.