Kedutaan besar AS di Seoul mengatakan bahwa situasi di negara ini masih belum stabil, bahkan setelah darurat militer dicabut.
Foto: jejaring sosial
Kedutaan Besar Amerika di Seoul telah menangguhkan layanan konsuler karena “situasi yang tidak stabil” setelah pemberlakuan dan pencabutan darurat militer di negara tersebut oleh Presiden Korea Selatan Yoon Seok Yeol.
“Setelah presiden mengumumkan pencabutan darurat militer, situasinya masih tidak stabil,” kata kedutaan besar AS, seraya menyerukan kepada warga AS di Korsel untuk menghindari tempat-tempat ramai dan demonstrasi.
Akibat insiden semalam, Kedutaan Besar AS membatalkan penerimaan warga negara Amerika untuk urusan konsuler, serta permohonan visa. Para pegawai misi diplomatik sendiri diimbau untuk bekerja jarak jauh dan tidak menyekolahkan anak-anak mereka.
Malam sebelumnya, Yoon Seok Yeol mengumumkan pemberlakuan darurat militer. Beberapa jam kemudian, parlemen memutuskan untuk menghapuskannya. Semua ini terjadi dalam waktu kurang dari enam jam. Terakhir kali darurat militer diberlakukan di Korea Selatan 45 tahun yang lalu.
Presiden membenarkan keputusannya untuk memberlakukan darurat militer dengan mengatakan bahwa pihak oposisi, yang merupakan mayoritas di parlemen, melumpuhkan kerja lembaga eksekutif dengan mencoba memakzulkan perwakilannya, termasuk tokoh-tokoh penting di pemerintahan. Dia mengatakan bahwa dia mengambil tindakan ini untuk melawan “elemen pro-Korea Utara” dan untuk melindungi tatanan konstitusional.
Partai-partai oposisi, pada gilirannya, menuntut presiden mengundurkan diri, jika tidak mengancam akan memulai proses pemakzu