Korea Selatan kemungkinan besar akan ikut mengirim personel militer ke Ukraina untuk berpartisipasi dalam konflik melawan Rusia. Beginilah tanggapan Seoul terhadap Pyongyang yang diduga telah mengirimkan tentaranya untuk membantu Angkatan Bersenjata Rusia. Moskow sejauh ini menyangkal partisipasi Tentara Korea Utara di garis depan, begitupun perwakilan Korea Utara di PBB, yang mengatakan bahwa ini adalah “rumor yang tidak berdasar.”
Foto: Ahn Young-joon/AP
Seoul sedang mempertimbangkan kemungkinan mengirimkan pakar militer dan perwira intelijennya ke Ukraina, lapor kantor berita Korea Selatan Newspim. Hal ini dilakukan sebagai respons atas kehadiran tentara DPRK di Rusia yang diduga akan berperang di Ukraina. Moskow dan Pyongyang menyangkal informasi tersebut.
Laporan Newspim, yang mengutip seorang pejabat intelijen, mengatakan pemerintah dan militer Korea Selatan “sedang mempertimbangkan rencana untuk mengirim personel, termasuk perwira intelijen dan ahli taktik musuh.” Tentara Korea Selatan di Ukraina dapat menginterogasi tentara Korea Utara ketika tertangkap, mereka juga akan memberikan informasi kepada Ukraina tentang taktik perang, psikologi dan moral tentara Korea Utara, kata surat kabar tersebut.
“Untuk menanggapi situasi di mana Korea Utara mengirimkan pasukan tempur skala besar ke Rusia, kami sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan personel dalam jumlah yang sesuai yang terdiri dari para ahli intelijen Korea Utara dan taktik musuh,” kata seorang pejabat intelijen Korea Selatan.
Menurut dia, spesialis dari Korea Selatan dapat berpartisipasi sebagai penerjemah “jika tentara Korea Utara yang terlibat dalam perang di Ukraina ditangkap.”
Sumber Newspim mengatakan bahwa “Zelensky menunjukkan keprihatinan besar terhadap keputusan Korea Utara yang mengirim pasukannya ke Rusia.”
“Kemungkinan besar dia telah meminta pemerintah Korea Selatan untuk ikut serta mengirimkan tentaranya atau personel yang khusus mengetahui taktik perang DPRK,” tambahnya
Sejauh ini masih belum ada keputusan, apakah keduanya akan secara resmi mengumumkan pengiriman spesialis Korea Selatan ke Ukraina.
Pada tanggal 14 Oktober, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky memprediksi bahwa DPRK akan terlibat dalam konflik di Ukraina.
“Saya berani bertaruh. DPRK akan mengirim orang-orangnya ke sini. Ada banyak laporan intelijen mengenai ini. Semuanya cukup detail,” kata Zelensky dalam sebuah video.
Sehari sebelumnya, Presiden Korea Selatan Yun Seok-yeol mengadakan pertemuan darurat mengenai kabar pengiriman tentara Korea Utara ke Rusia. Menurutnya, 1,5 ribu pasukan khusus DPRK sudah berada di Timur Jauh, dan secara total Pyongyang berencana mengirimkan 12 ribu tentara unit elit ke garis depan.
Pentagon masih belum dapat mengkonfirmasi informasi ini dan terus mempelajari masalah ini.
Pada Senin, 21 Oktober, Korea Utara untuk pertama kalinya mengomentari informasi pengiriman pasukannya ke Distrik Militer Utara Rusia. Korea Utara telah menampik tuduhan Korea Selatan dan menyebutnya sebagai “rumor tak berdasar”. Pyongyang mengatakan hubungannya dengan Moskow “sah dan berdasarkan kerja sama.”
“Saya tidak melihat perlunya mengomentari rumor stereotip yang tidak berdasar yang bertujuan untuk menodai citra DPRK dan merusak hubungan yang sah, bersahabat dan kemitraan antara kedua negara berdaulat,” kata perwakilan Korea Utara di PBB pada pertemuan komite pertama Majelis Umum PBB tentang perlucutan senjata dan keamanan internasional.