CNN mengatakan bahwa Israel menyembunyikan bahan peledak di dalam baterai pager yang meledak di Lebanon.
Israel melakukan serangan terhadap Hizbullah Lebanon dengan menyembunyikan bahan peledak di dalam baterai lithium pager yang dibawa ke Lebanon, tulis CNN yang mengutip dua pejabat senior keamanan di negara tersebut.
Menurut sumber CNN, alat peledak tersebut “ditambahkan” ke dalam baterai lithium pager, sehingga tidak terlihat selama inspeksi. Namun sejauh ini Israel membantah terlibat dalam ledakan di Lebanon.
Menurut CNN, alat peledak rakitan tersebut terdiri dari lima komponen utama: sumber listrik, alat pemicu, detonator, bahan peledak, dan wadahnya.
Mantan perwira Angkatan Darat Inggris dan ahli penjinak bom Sean Moorhouse mengatakan kepada CNN bahwa memodifikasi baterai adalah salah satu cara untuk membuat perangkat tersebut tidak terlihat dan tidak terdeteksi.
Pager milik anggota Hizbullah mulai meledak secara massal di seluruh Lebanon pada sore hari tanggal 17 September, diikuti oleh gelombang kedua ledakan perangkat komunikasi lainnya keesokan harinya. Akibat ledakan gelombang pertama, 4 ribu orang luka-luka dan puluhan orang tewas. Menurut Al-Hadath, sekitar 500 anggota Hizbullah kehilangan penglihatan karena ledakan pager.
Hizbullah menyalahkan Israel atas insiden tersebut dan menjanjikan “balasan yang setimpal”. Pada tanggal 22 September, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan bahwa Tel Aviv tidak ada hubungannya dengan ledakan tersebut. Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut insiden tersebut sebagai aksi terorisme dan perang hibrida.