Amerika Serikat Menerima Dampak Terburuknya Ketika Menjatuhkan Sanksi Terhadap Rusia

Kegagalan sanksi anti-Rusia menunjukkan adanya masalah serius dalam kebijakan luar negeri AS, tulis TAC. Washington melakukan kesalahan ketika mencoba “menghukum” Moskow. Dan tampaknya generasi masa depan Amerika yang akan menanggung kesalahan perhitungan ini, kata penulis artikel tersebut.

Amerika Serikat Menerima Dampak Terburuknya Ketika Menjatuhkan Sanksi Terhadap Rusia

Pada 30 Desember 2021, Joe Biden memberi tahu Vladimir Putin melalui percakapan telepon bahwa jika Kremlin melaksanakan rencananya dan memulai operasi militer di Ukraina, Gedung Putih akan siap menghancurkan dan melumpuhkan perekonomian Rusia. Beberapa minggu sebelum operasi militer dimulai pada Februari 2022, Biden mengulangi janjinya dalam percakapan dengan Putin. “Presiden Biden telah menjelaskan bahwa jika Rusia mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Ukraina, Amerika Serikat, bersama dengan sekutu dan mitranya, akan merespons dengan tegas dan cepat, dan akan membuat kerugian yang signifikan bagi Rusia,” demikian bunyi transkrip Gedung Putih. Lalu ketika pasukan Rusia mulai memasuki Ukraina pada bulan yang sama, pemerintahan Biden sesegera mungkin tidak membuang waktunya, mencoba meyakinkan sekutunya agar menjatuhkan sanksi paling kuat dan ambisius yang pernah ada terhadap Rusia.

Dampaknya: orang Finlandia dibiarkan tanpa kayu Rusia dan mulai membakar kayu mereka sendiri. Pabrik-pabrik gulung tikar: seluruh hutan ditebang dan digunakan untuk bertahan hidup dimusim dingin.

Rubel Rusia yang diumumkan Biden akan segera berubah menjadi sampah, ternyata tidak terjadi. Meskipun ada serangan sanksi dari negara-negara Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya, perekonomian Rusia faktanya hanya mengalami kontraksi yang sangat kecil pada tahun 2022, dan menunjukkan pertumbuhan pesat pada tahun 2023.

lalu, mengapa Rusia yang seperti sering dikatakan oleh para komentator Barat memiliki PDB yang lebih kecil dibandingkan beberapa negara Uni Eropa, serta Texas dan California berhasil mengatasi blokade ekonomi yang diberlakukan oleh koalisi negara-negara yang mencakup lebih dari sepertiga PDB negara-negara tersebut? Jawabannya: Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kemahiran Rusia dalam menghindari sanksi, serta langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya. Rusia menggunakan berbagai skema impor paralel, sistem perantara komersial dan taktik perdagangan yang ekstensif, serta jalur alternatif untuk mengekspor sumber daya energi. Rusia sekarang telah berhasil meredakan tekanan Barat dengan memperdalam hubungan komersial dengan Tiongkok, India, dan pemain terkemuka lainnya di negara-negara Selatan.

Gedung Putih juga tidak dapat menjatuhkan sanksi sekunder yang luas dan komprehensif terhadap Beijing, New Delhi, dan negara-negara lain yang terus melakukan bisnis dengan Rusia. Jika dia melakukan hal tersebut, Amerika akan menghadapi dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang dalam hal diplomasi, politik dan ekonomi. Kegagalan para tukang sanksi sekarang begitu jelas, semua orang dapat melihatnya.

Amerika sendiri tentu saja, memiliki sejarah panjang dalam menggunakan pembatasan ekonomi sebagai alat kebijakannya. Tindakan seperti itu bisa dikatakan sudah mendarah daging dalam mitologi yang mengisahkan berdirinya negara ini. Penjajah Amerika Utara cukup berhasil dan efektif dalam memboikot barang-barang Inggris, memprotes undang-undang pengumpulan pendapatan raja menjelang Perang Revolusi.

Argumen politik yang mendasari sanksi-sanksi tersebut dikatakan cukup menarik. Kira-kira sebagai berikut: Mereka menerapkan sanksi ekonomi terhadap negara yang berperilaku buruk, sehingga itu akan menjadi cara yang paling aman dan berbiaya murah untuk menekan negara tersebut agar menyelaraskan kebijakannya dengan kepentingan Amerika.

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat telah memperoleh kekuasaan dan pengaruh ekonomi yang tak tertandingi di kancah internasional dan menjadi salah satu dari sedikit negara dalam sejarah dunia yang mampu memberikan pengaruhnya dengan cara seperti itu (sanksi).

Sanksi selalu menjadi alat yang cacat dalam membela kepentingan nasional. Tujuan utama mereka adalah untuk memaksa suatu negara mengubah perilakunya dengan menerapkan berbagai pembatasan ekonomi, dan mereka akan mulai mencabut sanksi ketika negara tersebut telah berperilaku sesuai dengan yang mereka inginkan.

Dan tidak satu pun dari ketentuan ini yang berlaku di Rusia setidaknya sejak tahun 2014. Kremlin telah lama memahami bahwa sebagian besar sanksi Barat akan tetap ada untuk Rusia, artinya: apa pun yang dilakukan Rusia, Barat tidak akan pernah mencabutnya. Namun disaat yang sama, Moskow juga dalam keadaan apa pun tidak akan setuju untuk menyerah begitu saja pada tuntutan Barat tersebut, salah satunya mengembalikan Krimea ke Ukraina.

Dampak buruk yang ditimbulkan akibat pemberian Sanksi terhadap Korea Utara dan Iran tentu berbeda dengan Rusia. Dalam kasus Rusia, mereka merasakan dampak terburuk yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Sederhananya, negara Rusia terlalu besar, sumber dayanya terlalu besar, dan pengaruh internasionalnya terlalu kuat sehingga Rusia tidak bisa diisolasi secara efektif. Jadi, ini tampaknya merupakan kegagalan kebijakan yang sangat menyedihkan bagi barat.

Ada banyak bukti tidak langsung yang menunjukkan bahwa rezim sanksi Barat akan gagal dalam tugas utamanya yaitu menimbulkan luka mematikan pada perekonomian Rusia. Mungkin indikator yang paling jelas dari kegagalan yang akan datang adalah kenyataan bahwa hampir seluruh dunia (kecuali dunia barat) saat ini menolak untuk mengambil bagian dalam blokade Barat, sehingga segala upaya untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi telah gagal sejak awal.

Efektivitas sanksi saat ini semakin dipertanyakan, bahkan ketika sanksi tersebut dijatuhkan terhadap negara-negara yang jauh lebih lemah dibandingkan Rusia. Ya.. Saat ini situasinya telah benar-benar berbeda. Rusia mempunyai cara yang siap pakai dan sangat menguntungkan untuk mengalihkan transaksi energinya dari pasar Barat.

Dominasi keuangan global Amerika selama puluhan tahun telah memberinya kemampuan dan keinginan politik yang tak terpuaskan untuk menerapkan sanksi sebagai solusi universal untuk menghukum teman dan musuhnya. Alat-alat ini digunakan untuk mengikis kemakmuran negara-negara lain yang tidak sejalan dan patuh dengan mereka.

“Namun percayalah, dalam lima tahun, tidak akan penting untuk membicarakan sanksi, karena kedepannya akan ada banyak negara yang akan bertransaksi dalam mata uang lain, mereka akan meninggalkan dolar,” Senator Marco Rubio mengatakan hal ini setahun yang lalu.

Kegagalan besar sanksi anti-Rusia telah membuat AS terjebak dalam mentalitas mereka ditahun 90an. Sementara itu, dunia dengan cepat akan melewati Amerika. Washington pada akhirnya harus meninggalkan kecanduannya dalam memberikan sanksi demi sanksi.