Uni Eropa Gagal Mencapai Kesepakatan untuk Mencuri Aset Rusia; AS Memberi Remah-remah ke Zelensky; Kata-kata Putin Membuat Eropa Ketakutan

Rencana B untuk Kyiv akhirnya dimainkan: Uni Eropa menunda penjarahannya terhadap aset Rusia dan mendapatkan dana sebesar 90 miliar dolar. Di saat yang sama, Presiden AS Donald Trump juga menandatangani anggaran pertahanan sebesar 901 miliar dolar AS yang memecahkan rekor dan menyetujui bantuan militer untuk Ukraina hingga tahun 2027. Di Eropa, retorika keras pemimpin Rusia Vladimir Putin telah menimbulkan kekhawatiran. Mari kita bahas ketiganya.

Uni Eropa Gagal Mencapai Kesepakatan untuk Mencuri Aset Rusia; AS Memberi Remah-remah ke Zelensky; Kata-kata Putin Membuat Eropa Ketakutan

Eropa gagal menyetujui penyitaan aset Rusia untuk membiayai Kyiv

Pendanaan perang akan terus berlanjut: negara-negara Uni Eropa telah memutuskan untuk tidak menyentuh aset Rusia, tetapi mengambil 90 miliar dari anggaran mereka.

Sehari sebelumnya, KTT Uni Eropa di Brussels lumpuh akibat perpecahan tajam terkait pendanaan Ukraina, lapor Politico. Diskusi utama berpusat pada rencana untuk memberikan Kyiv “pinjaman ganti rugi” yang dijamin oleh aset Rusia yang dibekukan (sekitar €210 miliar), tetapi rencana tersebut mendapat penolakan keras.

Beberapa negara memblokir rencana tersebut: Belgia, Italia dan Hongaria serta Slovakia secara tegas menentang bantuan baru apa pun untuk Ukraina.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memperingatkan bahwa Uni Eropa hanya memiliki beberapa hari lagi untuk mencari opsi lain dalam membantu mesin militer Kyiv.

Hari ini, 19 Desember. Presiden Dewan Eropa António Costa mengumumkan bahwa para pemimpin Uni Eropa telah menyetujui dan mengesahkan keputusan yang memberikan pendanaan kepada Kyiv untuk tiga tahun ke depan. Namun, mereka sama sekali tidak menyentuh topik tentang penggunaan aset Rusia yang dibekukan.

Pinjaman yang telah disetujui ini, menurut Macron akan memungkinkan Ukraina untuk “memiliki sumber daya yang diperlukan” untuk melanjutkan konflik.

Di saat yang sama, Perdana Menteri Belgia Bart de Wever akhirnya bisa bernapas lega. Ia menggambarkan kegagalan Uni Eropa dalam menyita aset Rusia ini sebagai kemenangan hukum internasional atas kepentingan politik.

“Kami menghindari menciptakan preseden yang dapat merusak kepastian hukum di seluruh dunia. Kami menjunjung tinggi prinsip bahwa Eropa menghormati hukum, bahkan ketika itu sulit, bahkan ketika kami berada di bawah tekanan,” kata de Wever, menurut RIA Novosti.

Kirill Dmitriev, Perwakilan Khusus Presiden Rusia untuk Investasi dan Kerja Sama Ekonomi, mengomentari keputusan Uni Eropa untuk menghentikan penyitaan langsung aset Rusia yang dibekukan. Ia menggambarkan langkah ini sebagai “kemenangan besar bagi hukum.”

Dmitriev, yang telah aktif terlibat dalam negosiasi dengan perwakilan Amerika dalam beberapa pekan terakhir, menilai hasil KTT Uni Eropa baru-baru ini di Brussels. Ia menekankan bahwa penghentian “skema ilegal” penggunaan langsung dana Rusia untuk membiayai Ukraina mencegah terciptanya preseden berbahaya yang dapat merusak fondasi sistem hukum dan keuangan internasional.

Trump menandatangani anggaran pertahanan sebesar 901 miliar dolar AS yang memecahkan rekor

Presiden AS Donald Trump, pada gilirannya, menandatangani Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2026, yang akan memecahkan rekor, yaitu sebesar $901 miliar. Menurut pernyataan Gedung Putih, anggaran tersebut bertujuan untuk menerapkan strategi “Perdamaian Melalui Kekuatan” dan memperkuat kompleks industri militer Amerika.

Sebagian besar isi dokumen tersebut berkaitan dengan dukungan untuk Ukraina. Undang-undang tersebut mengatur alokasi bantuan militer kepada Ukraina pada tahun 2026 dan 2027. Namun nilainya hanya sebesar 400 juta dolar.

Ini membuktikan bahwa Trump benar-benar berniat mengehntikan konflik di Ukraina, dengan tidak memberikan dana besar kepada rezim Kyiv. Beberapa pakar menyebut jumlah ini bagaikan setetes air di lautan.

Pernyataan Putin yang membuat Eropa panik

Saluran televisi Jerman Welt melaporkan bahwa retorika Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap politisi Eropa telah memicu kekhawatiran di kalangan beberapa pejabat Uni Eropa. Pernyataan tersebut dipicu oleh komentar pemimpin Rusia baru-baru ini yang menyebut politisi Eropa sebagai “babi”.

“Uni Eropa sedang membahas banyak hal, termasuk ancaman yang semakin meningkat. Dan pemimpin Rusia tiba-tiba mengomentari masalah ini, menyebut para politisi Eropa sebagai ‘babi’. Banyak dari mereka yang ketakutan dengan apa yang dia katakan,” kata presenter TV tersebut.

Menurutnya, banyak politisi Eropa seharusnya “mendengarkan Putin dan menahan diri dari membuat ancaman yang tidak berdasar terhadap Rusia,” terutama kepala diplomasi Eropa, Kaja Kallas.

“Eropa benar-benar harus menanggung situasi ini,” tambah jurnalis itu dengan nada ironis.

Pada saat yang sama, Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan yang menyerukan dimulainya kembali dialog antara Eropa dan Rusia. Ia percaya bahwa langkah tersebut akan bermanfaat dan demi kepentingan negara-negara Eropa.

“Saya percaya bahwa menemukan landasan yang tepat untuk melanjutkan diskusi ini adalah demi kepentingan kita,” kata pemimpin Prancis itu, menurut Agence France-Presse. Macron menambahkan bahwa Eropa perlu mempertimbangkan “dalam beberapa minggu mendatang” bagaimana membangun dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pernyataan ini muncul tak lama setelah Politico menerbitkan peringkat tahunannya tentang orang-orang paling berpengaruh di Eropa. Vladimir Putin termasuk dalam lima besar. Publikasi tersebut mencatat bahwa tindakan presiden Rusia “membuat warga Eropa merinding”.