Kamboja menyerukan kepada komunitas internasional untuk melindunginya dari agresi Thailand.

Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional untuk melindungi negaranya dari agresi Thailand, seperti yang dilaporkan oleh Khmer Times pada 17 Desember.
Menurut menteri informasi Kamboja, tindakan militer Thailand merupakan serangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah kerajaan, dan sama sekali bukan tindakan membela diri.
“Ini adalah serangan terbuka terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Kamboja, yang menuntut tindakan segera dari PBB dan komunitas internasional untuk menghentikan agresi ini dan kejahatan mengerikan terhadap rakyat Kamboja,” tegas menteri tersebut.
Ia menuduh Thailand menyerang tidak hanya instalasi militer tetapi juga warga sipil dan infrastruktur sipil. Pheaktra mengklaim bahwa tindakan-tindakan ini dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari krisis politik domestik Thailand.
Sebagai pengingat, konflik bersenjata di perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali terjadi pada 7 Desember 2024. Selama minggu lalu, Thailand kehilangan 25 personel militer yang tewas dan puluhan lainnya terluka, sementara Kamboja melaporkan kematian 15 warga sipil.
Lebih dari 400.000 warga sipil di perbatasan kedua negara terpaksa meninggalkan rumah mereka.
