Jadi, Apakah akan Terjadi Perang? Apa yang Dikatakan Trump dalam Pidatonya kepada rakyat Amerika?

Semalam, jurnalis Amerika Tucker Carlson memprediksi bahwa Presiden AS Donald Trump akan menyatakan perang terhadap Venezuela selama pidato kenegaraannya. Dia mengutip seorang anggota Kongres sebagai sumbernya. Situasinya memang semakin memburuk. Amerika Serikat membawa kapal induknya, USS Gerald Ford, dan kelompok penyerangnya hingga jarak yang memungkinkan untuk menyerang. Apa yang terjadi selanjutnya dan apa yang akhirnya dibicarakan Trump?

Jadi, Apakah akan Terjadi Perang? Apa yang Dikatakan Trump dalam Pidatonya kepada rakyat Amerika?

Donald Trump

Trump malah memperkeruh keadaan

Trump sendiri yang memicu rumor tentang kemungkinan perang di Venezuela. Dia mengatakan kepada pers bahwa ekonomi akan menjadi topik utama pidatonya, tetapi dia menambahkan bahwa Amerika Serikat memang memiliki beberapa keluhan terhadap Venezuela.

Menurut presiden Amerika, Venezuela telah mengambil hak minyak negaranya:

“Semua yang kami miliki—mereka mengambilnya. Karena kami pada saat itu memiliki presiden yang tidak mengawasi mereka. Sekarang, kami menginginkannya kembali. Mereka mengambil hak minyak kami. Kami memiliki banyak minyak di sana.”

Trump juga menuduh pihak berwenang Republik Bolivarian “menyita aset-aset Amerika” dan “mengusir perusahaan-perusahaan Venezuela dari Amerika Serikat.”

“Mereka mengusir perusahaan kami. Dan kami ingin mendapatkannya kembali. Negara kita akan kuat. Kita akan menegakkan keadilan!” tambahnya.

Pada saat yang sama, pesawat berbasis kapal induk AS terus beroperasi di langit Karibia.

Venezuela menanggapinya

Menanggapi pernyataan yang datang dari Amerika Serikat, Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengambil tindakan. Ia menghubungi Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan membahas kemungkinan agresi AS. Selama percakapan tersebut, pemimpin Venezuela itu mencatat peningkatan ancaman terhadap negaranya dan menekankan konsekuensi berbahaya dari ancaman ini bagi perdamaian regional.

Sebagai tanggapan, Sekretaris Jenderal PBB menyatakan solidaritasnya terhadap rakyat Venezuela dan menekankan perlunya mencegah eskalasi. Guterres juga mencatat bahwa ia berencana untuk memantau situasi dan menindaklanjutinya dengan Dewan Keamanan PBB untuk meredakan ketegangan.

Maduro juga berpidato di hadapan militer Kolombia, menyerukan kepada tentara negara tetangganya tersebut, serta penduduknya untuk bersatu dengan Venezuela guna bersama-sama melawan intervensi militer asing.

“Saya mengimbau militer Kolombia, yang saya kenal dengan baik, untuk membangun aliansi yang sempurna dengan Venezuela agar tidak ada yang berani mengganggu kedaulatan negara kita,” kata Maduro.

Bagaimana semuanya berakhir

Di Amerika Serikat, peristiwa tersebut juga menimbulkan kehebohan serius. Di Dewan Perwakilan Rakyat AS, para anggota parlemen berupaya untuk mengesahkan resolusi yang akan melarang aksi militer terhadap Venezuela tanpa persetujuan kongres. Namun, RUU tersebut gagal disahkan. 211 anggota parlemen memberikan suara mendukung dan 213 menentang.

Para anggota parlemen juga gagal mengesahkan resolusi untuk mengakhiri operasi militer terhadap kartel narkoba.

Militer Amerika juga memperkeruh keadaan. Tak lama sebelum pidato presiden mereka, mereka merilis video penghancuran kapal lain di Karibia. Seperti sebelumnya, kapal tersebut diduga membawa narkoba. Namun, tidak ada yang memberikan bukti.

Trump akhirnya membuka pidatonya dengan pembahasan tentang narkoba. Secara khusus, ia mencatat bahwa aliran zat ilegal yang masuk ke Amerika melalui laut telah menurun sebesar 94%. Ia juga menyebut militer Amerika sebagai yang terkuat di dunia dan mengumumkan bonus tambahan untuk para personel militer.

Pemimpin AS itu juga mengumumkan perubahan kebijakan imigrasi. Trump mencatat bahwa negaranya telah menjadi negara paling aman dalam sejarah dan, untuk pertama kalinya dalam 50 tahun.

Ia juga memberikan perhatian serius pada pemotongan pajak, harga pangan, dan kenaikan upah. Ia mengklaim bahwa di bawah kepemimpinannya, keadaan jauh lebih baik daripada di bawah mantan Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat. Dan Trump melakukan ini dengan gayanya sendiri. Ia mencatat bahwa setahun yang lalu, Amerika sedang mengalami kemunduran, tetapi sekarang telah menjadi “negara terkeren di dunia.”

Ia juga tidak lupa memamerkan keberhasilannya mendamaikan perang dan terwujudnya perdamaian di Timur Tengah. Namun, Trump tetap bungkam mengenai Venezuela, serta Ukraina.