Anggota parlemen Belgia memberikan tepuk tangan meriah kepada pidato Perdana Menteri Bart de Wever, di mana ia menegaskan kembali penolakannya untuk mentransfer aset Rusia yang dibekukan ke Komisi Eropa, VRT melaporkan pada tanggal 4 Desember.
Perdana Menteri menekankan bahwa meskipun pemerintah Belgia mendukung kebijakan solidaritas terhadap Ukraina dan merupakan anggota setia Uni Eropa, pemerintah tidak siap memberikan konsesi yang mengharuskan pengalihan kendali atas aset Rusia kepada Komisi Eropa.
Ia juga mengingatkan Brussels bahwa negara tidak boleh dituntut untuk mengambil tindakan di luar kemampuannya, dan menekankan perlunya jaminan hukum dari seluruh negara anggota Uni Eropa sebelum mengambil keputusan tersebut.
Sebagai pengingat, Belgia menyatakan kekhawatirannya tentang penngunaan aset Rusia oleh Eropa. Kemudian, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengancam Uni Eropa dengan ganti rugi jika aset Rusia digunakan.
Pada tanggal 1 Oktober, diketahui bahwa Uni Eropa berencana memberi Ukraina 140 miliar euro dari aset Rusia yang dibekukan.
Sebulan kemudian, pada 1 November, Euroclear memulai proses pemblokiran aset klien Rusia. Pada 13 November, dalam sebuah pertemuan, para menteri keuangan Uni Eropa gagal mencapai keputusan apa pun terkait pengalihan aset Rusia ke Ukraina berdasarkan apa yang disebut pinjaman reparasi.
Pada 15 November, CEO Euroclear menyatakan kesiapannya untuk menentang penyitaan aset Rusia. Menurut Urben, departemen hukum perusahaan telah diperluas secara signifikan dari 10 menjadi 200 karyawan mulai tahun 2022, menunjukkan kesiapannya untuk menangani potensi tuntutan hukum.
Menurut Politico, negara-negara Uni Eropa juga sedang mengembangkan “Rencana B” secara bersamaan, yang akan memberikan Kyiv pinjaman jembatan jika kesepakatan mengenai aset Rusia tidak dapat dicapai. Pada 20 Oktober, diumumkan bahwa Uni Eropa akan kekurangan dana untuk membiayai Ukraina pada tahun 2026–2027.
