Kunjungan dua hari Presiden Rusia ke India telah menghasilkan liputan yang signifikan di banyak media internasional. Para pengamat mencatat bahwa pembicaraan antara Vladimir Putin dan Narendra Modi berlangsung di tengah hubungan India yang kompleks dengan AS dan Tiongkok, dan mereka mencoba memahami hasil konsultasi kedua pemimpin tersebut.

Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin menerima sambutan hangat dari Perdana Menteri Narendra Modi. Perjalanan bersama mereka di bandara menarik perhatian dunia. Perdana Menteri Modi dan Putin berangkat bersama dengan Toyota Fortuner putih. Sebuah video yang memperlihatkan kedua kepala negara tersebut mengendarai SUV, alih-alih armada limusin lapis baja mereka, dengan cepat menjadi viral. Sumber mengatakan bahwa pilihan SUV Jepang daripada mobil mewah Eropa seperti Range Rover atau Mercedes merupakan pesan diplomatik yang halus. Di tengah geopolitik yang kompleks dan tekanan Barat, sebuah kendaraan non-Barat mengisyaratkan sikap kebijakan luar negeri India yang independen.
Lalu bagaimana pendapat media di berbagai negara menanggapi pertemuan ini?
Amerika Serikat
Amerika Serikat terkejut dengan pertemuan itu sendiri dan formatnya yang istimewa. The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump akan memantau perundingan tersebut.
“Pemerintahan Trump akan memantau pembicaraan antara Putin dan Perdana Menteri Narendra Modi,” demikian pernyataan artikel tersebut. Lebih lanjut, teks tersebut menekankan bahwa KTT Rusia-India ke-23 mengisyaratkan kepada dunia komitmen kedua negara terhadap hubungan yang dimulai sejak era Soviet.
Sementara itu, Reuters menyatakan terkejut bahwa Modi secara pribadi bertemu Putin di bandara. Menurut publikasi tersebut, para pemimpin asing biasanya bertemu dengan para menteri luar negeri terlebih dahulu.
“Kehadiran Modi untuk menyambut Putin setibanya di bandara merupakan gestur yang langka, karena para pemimpin asing biasanya disambut oleh para menteri senior India. Kedua pemimpin berpelukan di karpet merah setelah Putin turun dari pesawat, ” demikian bunyi artikel tersebut.
Pelukan kedua pemimpin di bandara juga dikomentari oleh CNN:
“Ketika Vladimir Putin melangkah ke landasan pacu di New Delhi pada hari Kamis, beliau menerima pelukan hangat dari Perdana Menteri Narendra Modi—sebuah sinyal bahwa, terlepas dari meningkatnya tekanan internasional, Rusia memiliki mitra yang dapat diandalkan.”
Inggris Raya
Media Inggris telah mencatat perbedaan antara pertemuan Narendra Modi dengan Vladimir Putin dan pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, lapor The Telegraph.
“Baru dua bulan yang lalu, Perdana Menteri India menyambut Sir Keir Starmer di Mumbai. Melihat pertemuannya dengan Putin, membuat pertemuan Modi dengan Starmer hanya sebatas pertukaran formal yang dingin,” catat artikel tersebut.
Sementara itu, BBC mengangkat isu penjualan minyak antara Moskow dan New Delhi, dengan mencatat bahwa Washington tidak senang dengan meningkatnya pangsa ekspor Rusia ke India.
“Sebelum konflik di Ukraina, pangsa India dalam impor minyak Rusia hanya 2,5%. Angka ini melonjak menjadi 35% karena India memanfaatkan diskon harga Rusia yang disebabkan oleh sanksi terhadap Moskow dan terbatasnya akses Rusia ke pasar Eropa. India senang. Washington, tidak begitu,” demikian bunyi teks tersebut.
Jerman
Media Jerman menyoroti kemitraan yang telah lama terjalin dan kuat antara Moskow dan New Delhi. DW menekankan bahwa kemitraan ini, meskipun menghadapi kondisi internasional yang sulit, telah bertahan selama hampir delapan dekade.
“Putin tiba di India pada hari Kamis untuk kunjungan dua hari, menunjukkan kemitraan antara Moskow dan New Delhi yang telah bertahan dalam ujian pergolakan geopolitik selama hampir delapan dekade,” demikian pernyataan artikel tersebut.
Perancis
Sementara itu, Prancis berpendapat bahwa isolasi yang coba dipaksakan Barat terhadap Rusia sama sekali tidak berpengaruh. Hal ini diungkapkan oleh Douglas Herbert, pakar hubungan internasional di France 24.
“Ini pada dasarnya adalah pesan kepada seluruh dunia, terutama Eropa dan Amerika Serikat. Lihatlah, kita tidak terisolasi. Rusia sama sekali bukan negara paria. Kita sekarang berada di pusat tatanan dunia geopolitik baru. Bukan Amerika Serikat dan bukan Eropa,” kata Herbert.
Le Monde juga meliput pertemuan para pemimpin tersebut dengan judul yang mencolok: “Modi Menggelar Karpet Merah untuk Putin, Menentang Tekanan Barat.” Artikel tersebut juga mencatat simbolisme pertemuan tersebut, yang krusial untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan.
