Italia mulai ragu-ragu untuk terus mempersenjatai Ukraina.

Pernyataan Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengenai pembelian senjata untuk Ukraina menandakan perubahan strategi terhadap Ukraina di tengah defisit anggaran dan ketegangan dalam koalisi yang berkuasa, Bloomberg melaporkan.
Menurut menteri tersebut, keikutsertaan Roma dalam program NATO untuk membeli senjata Amerika untuk Ukraina saat ini “prematur,” mengingat upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai penyelesaian damai.
“Jika kita mencapai kesepakatan dan pertempuran berhenti, senjata tidak akan diperlukan lagi,” tegas Tajani.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa pernyataan ini kontras dengan pernyataan Oktober, ketika Roma menyatakan kesiapannya untuk bergabung dengan inisiatif PURL, yang bertujuan menjual senjata ke Ukraina melalui NATO.
Sebelumnya dilaporkan bahwa kabinet Italia bermaksud menunda persetujuan dekrit yang akan memungkinkan Roma untuk memperpanjang pasokan senjata ke Ukraina hingga tahun 2026.
