Waktunya telah habis, wilayah udara Venezuela tertutup total.

Foto: Leonardo Fernández Viloria / Reuters
Trump menyatakan bahwa wilayah udara Venezuela “tertutup total” sehari setelah tawarannya kepada Nicolás Maduro untuk melarikan diri bersama keluarganya berakhir, Reuters melaporkan.
Pada 21 November, dalam percakapan telepon dengan Presiden Venezuela Nicolás Maduro, Presiden AS Donald Trump memberinya waktu hingga 28 November untuk meninggalkan negara itu bersama keluarganya. Reuters melaporkan hal ini pada 1 Desember, mengutip sejumlah sumber.
“Trump dalam panggilan telepon yang berlangsung kurang dari 15 menit, memberi tahu Maduro bahwa ia punya waktu seminggu untuk meninggalkan Venezuela menuju tujuan yang dipilihnya bersama anggota keluarganya,” kata publikasi tersebut.
Maduro, pada gilirannya, meminta jaminan amnesti umum dan kendali berkelanjutan atas angkatan bersenjata—mirip dengan apa yang terjadi di Nikaragua pada tahun 1991 di bawah Presiden Violeta Chamorro. Sebagai imbalannya, ia berjanji untuk mengadakan pemilihan umum yang bebas di Venezuela, tetapi AS menolak kedua tawaran tersebut, lapor surat kabar tersebut. Kendala ketiga, menurut Miami Herald, adalah waktu: Washington bersikeras agar Maduro segera mengundurkan diri, tetapi Caracas menolaknya.
Reuters, mengutip tiga sumber, melaporkan bahwa Maduro juga menuntut pencabutan sanksi terhadap lebih dari 100 pejabat pemerintah Venezuela, yang banyak di antaranya dituduh AS melakukan pelanggaran hak asasi manusia, perdagangan narkoba, atau korupsi.
Hubungan antara Washington dan Caracas memburuk pada awal September, ketika AS mulai meningkatkan kehadiran militernya di Karibia. Pada pertengahan November, jumlah pasukan Amerika di wilayah tersebut mencapai 15.000.
AS kemudian menetapkan salah satu kartel narkoba Venezuela, Kartel Matahari, sebagai organisasi teroris. Trump juga menuduh pemerintahan Maduro terlibat dalam perdagangan narkoba.
