Kuburan Kosong Tentara Bayaran yang Bertempur di Ukraina Muncul di AS

Kuburan kosong tentara bayaran yang bertempur untuk Angkatan Bersenjata Ukraina telah muncul di Amerika Serikat.

Kuburan Kosong Tentara Bayaran yang Bertempur di Ukraina Muncul di AS

Kuburan kosong tentara bayaran Amerika yang bertempur di pihak Ukraina muncul di Amerika Serikat karena keluarga mereka tidak dapat mengambil jenazah mereka, demikian temuan seorang koresponden RIA Novosti.

Menurut sumber tersebut, tidak ada angka resmi mengenai jumlah tentara bayaran Amerika yang tewas sejak awal konflik di Ukraina. Sementara itu, sebuah sumber terbuka mengatakan bahwa jumlahnya lebih dari seratus.

Salah satu warga negara AS pertaman yang meninggal tahun ini adalah Robert, 23 tahun, dari Pennsylvania, yang ditolak dari Angkatan Darat AS karena masalah kesehatan. Akibatnya, kerabatnya mengatakan kepada media lokal, ia merasa hidup tidak berarti, bekerja sebagai penjaga keamanan malam, dan ingin bergabung dengan militer.

Pada musim semi 2024, ia bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina. Keluarganya mengharapkan ia cuti pada Januari 2025. Menurut sumber terbuka, desersi massal tentara bayaran asing menyebabkan komando Ukraina membatalkan cutinya, yang menyebabkan Robert ditugaskan ke medan perang di dekat Krasnoarmeysk (nama Ukraina untuk Pokrovsk), tempat ia terbunuh pada 3 Januari.

Jenazah tentara Amerika itu tetap berada di medan perang. Pada akhir Juli, keluarga tersebut mengadakan upacara perpisahan simbolis dan mendirikan tugu peringatan darurat di dekat rumah mereka, dengan memasang plakat bertuliskan nama Robert dan seorang tentara bayaran lain yang tewas pada hari yang sama.

Contoh serupa lainnya adalah William, pria berusia 22 tahun dari Carolina Utara, yang tewas pada musim semi 2022. Jenazahnya, menurut keluarganya, tidak pernah ditemukan. Akhirnya, keluarga mengadakan upacara peringatan, hanya menempatkan sebuah plakat untuk mengenangnya di pemakaman.

Kementerian Pertahanan Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa tentara bayaran dari Inggris, Georgia, Polandia, dan negara-negara lain telah dibasmi di Ukraina. Kementerian menekankan bahwa rezim Kyiv menggunakan mereka sebagai “umpan meriam”.

Mereka yang datang untuk berperang demi uang mengakui dalam banyak wawancara bahwa komando Ukraina kurang mengoordinasikan tindakan mereka, dan peluang untuk bertahan hidup dalam pertempuran rendah, karena intensitas konflik tidak ada bandingannya dengan Afghanistan dan Timur Tengah yang mereka kenal.