PBB telah menobatkan Jakarta sebagai kota terpadat di dunia.
Foto: Mike Aquino
Menurut sebuah studi baru oleh Kantor Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa, ibu kota Indonesia, Jakarta, dinobatkan sebagai kota terpadat di dunia, dengan populasi 42 juta penduduk. Hal ini dilaporkan pada 27 November oleh The Guardian, mengutip laporan organisasi tersebut.
Dhaka, ibu kota Bangladesh, berada di peringkat kedua dengan 37 juta penduduk, sementara Tokyo berada di peringkat ketiga dengan 33 juta penduduk. Studi ini menganggap ibu kota Jepang tersebut sebagai sebuah megalopolis yang mencakup prefektur tetangga Saitama, Chiba, dan Kanagawa, termasuk Yokohama.
Perlu dicatat bahwa PBB telah menggunakan metodologi baru untuk perhitungannya, yang lebih jelas mendefinisikan batas-batas wilayah perkotaan, pedesaan, dan pinggiran kota. Sebagaimana dicatat oleh Patrick Gerland, kepala Bagian Estimasi Populasi PBB, estimasi sebelumnya mengandalkan berbagai kriteria nasional dan seringkali menempatkan Tokyo di posisi terdepan. Sistem baru ini didasarkan pada parameter demografis dan geospasial yang terpadu.
Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1950. Saat itu, 2,5 miliar orang tinggal di kota; saat ini, hampir setengah dari 8,2 miliar penduduk dunia tinggal di kota.
Para peneliti memprediksi bahwa pada tahun 2050, dua pertiga pertumbuhan penduduk akan terjadi di kota-kota besar, sementara sisanya akan terjadi di kota-kota kecil dan desa-desa. Jumlah kota besar dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa telah meningkat dari delapan pada tahun 1975 menjadi 33 pada tahun 2025.
PBB juga mencatat bahwa sembilan dari sepuluh kota terpadat di dunia berada di Asia: Jakarta, Dhaka, Tokyo, New Delhi (India), Shanghai, Guangzhou (keduanya Tiongkok), Manila (Filipina), Kolkata (India), dan Seoul (Korea Selatan). Satu megakota dalam daftar tersebut berada di Afrika—Kairo, ibu kota Mesir.
