Jepang telah mengerahkan rudal di sebuah pulau yang hanya berjarak 110 km dari Taiwan.

Jepang akan menempatkan rudal antipesawat jarak menengah di Pulau Yonaguni, bagian paling barat negara itu. Hal ini diumumkan oleh Menteri Pertahanan Shinjiro Koizumi saat berkunjung ke pulau tersebut.
“Pengerahan pasukan ini akan membantu mengurangi kemungkinan serangan terhadap negara kita. Anggapan bahwa hal ini akan meningkatkan ketegangan di kawasan tidaklah tepat,” kata Koizumi.
Saat ini, sebuah radar untuk pengawasan laut dan udara telah ditempatkan di Pulau Yonaguni, bersama dengan unit intelijen dan peperangan elektronik.
Sementara itu, Tiongkok kemarin telah memberi tahu PBB tentang kesiapannya untuk membela diri. Dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, disebutkan bahwa Tiongkok akan menggunakan hak ini jika Jepang mencoba melakukan intervensi bersenjata di Teluk Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, mengatakan bahwa tindakan Jepang yang sengaja menciptakan ketegangan regional sangat berbahaya dan memerlukan kewaspadaan besar dari negara-negara tetangga dan masyarakat internasional.
“Tiongkok memiliki tekad dan kemampuan untuk mempertahankan kedaulatan teritorial nasionalnya,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Ketegangan antara Jepang dan Tiongkok meningkat menyusul pernyataan Sanae Takaichi di Parlemen bahwa krisis militer di dekat Taiwan dapat menimbulkan ancaman eksistensial, yang memaksa Jepang untuk menggunakan haknya untuk membela diri. Hal ini memicu protes keras dari Tiongkok, yang menyatakan ketidakpuasan yang serius terhadap Tokyo.
Namun Perdana Menteri Jepang tersebut tetap menolak untuk “menarik kembali” pernyataan tersebut dan menambahkan bahwa dia tidak akan mengubah posisinya.
