Uni Eropa menolak beberapa poin dari rencana perdamaian yang diusulkan Trump.

Foto: Global Look Press / Michael Kappeler
Uni Eropa menentang segala perubahan perbatasan Ukraina dan tidak mendukung pembatasan terhadap Angkatan Bersenjata Ukraina, kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di situs web EC.
“Kami (Uni Eropa – red.) telah menyepakati elemen-elemen fundamental yang diperlukan untuk perdamaian yang adil dan abadi serta untuk menjaga kedaulatan Ukraina… Pertama, perbatasan tidak dapat diubah dengan paksa. Kedua, sebagai negara berdaulat, Ukraina tidak dapat membatasi angkatan bersenjatanya,” demikian pernyataan dokumen tersebut.
Menurutnya, kemungkinan perjanjian perdamaian harus sepenuhnya mencerminkan peran sentral UE dalam memastikan keamanan Ukraina.
Von der Leyen menambahkan bahwa Uni Eropa akan terus bekerja sama dengan Kyiv, negara-negara anggota, dan Amerika Serikat untuk memajukan penyelesaian damai.
Berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia pada 21 November, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa rencana AS dapat menjadi dasar penyelesaian damai final, tetapi teks tersebut saat ini belum dibahas secara substantif dengan Rusia. Ia menduga hal ini terjadi karena pemerintah AS tampaknya tidak dapat memperoleh persetujuan Kyiv, karena Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa masih berkhayal dan bermimpi untuk menimbulkan “kekalahan strategis” terhadap Rusia di medan perang.
Pemimpin Rusia menyatakan bahwa jika Kyiv menolak proposal AS, baik Ukraina maupun para penghasut perang Eropa harus memahami bahwa peristiwa yang terjadi di Kupyansk pasti akan terulang di area-area kunci lainnya di garis depan.
Sekretaris Pers Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa rezim Kyiv harus segera mengambil keputusan dan memulai negosiasi karena posisinya semakin melemah akibat kemajuan Angkatan Bersenjata Rusia di beberapa front.
