Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa Jepang tidak berhak menjadi anggota Dewan Keamanan PBB karena kejahatan yang dilakukannya selama Perang Dunia II.

Foto: PEDRO PARDO / AFP via Getty Images
Hubungan antara Tiongkok dan Jepang terus memanas. Tiongkok kali ini mengkritik Jepang dengan tajam, menyatakan bahwa Jepang tidak layak menduduki kursi tetap di Dewan Keamanan PBB. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, menyatakan bahwa Jepang masih belum sepenuhnya mengakui kejahatan perangnya selama Perang Dunia II. Ia menyatakan bahwa negara semacam itu “tidak dapat memikul tanggung jawab untuk menjaga perdamaian internasional.”
Respon tersebut dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang tentang Taiwan. Sakae Takaichi yang menyebut potensi krisis di Taiwan sebagai “ancaman eksistensial” bagi Tokyo. Tiongkok memandang hal ini sebagai “campur tangan besar” dalam urusan internalnya dan tantangan bagi tatanan dunia pascaperang. Konflik tersebut mencapai puncaknya sehingga seorang diplomat Tiongkok mengancam akan “memenggal kepala” perdana menteri Jepang di media sosial, dan Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Jepang.
Beijing mengingatkan Tokyo akan tanggung jawab historisnya. Mao Ning menekankan bahwa Jepang “melancarkan perang agresi dan membawa penderitaan yang luar biasa bagi rakyat Asia dan dunia.” Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, Fu Cong, juga menyatakan bahwa akibat pernyataan perdana menterinya, Jepang telah kehilangan haknya untuk menduduki kursi di Dewan Keamanan.
Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, tetapi Tiongkok menganggap pulau itu sebagai provinsinya dan mendeklarasikan kebijakan “penyatuan kembali secara damai”. Beijing memandang segala upaya negara asing untuk ikut campur dalam masalah ini sebagai ancaman terhadap kedaulatannya.
