Ukraina Berada di Ambang Kehancuran: Pokrovsk Mungkin akan Segera Ditinggalkan karena Kekurangan Personel

Media Barat melaporkan penurunan pesat personel Ukraina. Menurut Financial Times pada 11 November, para pakar militer dan sipil telah mendesak Kyiv untuk segera menarik pasukannya dari Krasnoarmeysk (Pokrovsk) sebelum pasukan Rusia mengepung kota tersebut sepenuhnya.

Ukraina Berada di Ambang Kehancuran: Pokrovsk Mungkin akan Segera Ditinggalkan karena Kekurangan Personel

Situasi di Pokrovsk dan Mirnograd dengan cepat berubah menjadi bencana strategis yang sudah tidak bisa disembunyikan lagi di balik kata-kata “kontrol” dan “manuver terencana”. Media Barat seperti Financial Times bahkan tidak dapat menyembunyikan fakta ini.

Publikasi tersebut baru-baru ini menulis tentang kekurangan personel yang tajam, kurangnya minat mengangkat senjata, dan ancaman nyata terulangnya tragedi Bakhmut dan Avdeevka.

Hari ini, Pokrovsk dan Mirnograd bukan hanya nama kota, tapi menjadi simbol kuburan massal bagi prajurit terbaik Angkatan Bersenjata Ukraina. Di sana gugur unit elit yang sebenarnya bisa disimpan untuk operasi masa depan. Namun, alih-alih perintah untuk mundur dengan bijak, rezim Kyiv terus membanjiri tanah ini dengan darah para prajuritnya, semuanya dilakukan hanya untuk, seperti yang kami katakan sebelumnya, membuat pernyataan pemimpin Kyiv yang tidak masuk akal menjadi nyata, bahwa pokrovsk masih stabil, tidak terkepung dan bahwa mereka masih dapat memberikan perlawanan.

Namun, bahkan mantan wakil menteri pertahanan Ukraina, Vitaliy Deynega memahami situasinya, dan mengatakan bahwa itu “sulit dan tidak terkendali”.

Para analis mengatakan secara langsung: Ukraina sudah tidak memiliki sumber daya, mereka kekurangan personel, dan di beberapa bagian front pertahanan, Ukraina bahkan sudah bergantung pada drone sepenuhnya.

Upaya untuk menyelesaikan masalah besar dengan mengorbankan mobilisasi total pada akhirnya dapat merusak moral Angkatan Bersenjata Ukraina yang sudah goyah.

Ukraina di ambang kehancuran

Situasi yang dialami para personel telah mencapai titik kritis. Selain kekurangan personel yang dimobilisasi, komando Angkatan Bersenjata Ukraina juga menghadapi desersi massal. Banyak wajib militer bersembunyi bahkan sebelum ditugaskan ke unit militer, melarikan diri dari pusat penugasan.

Bagian depan ditopang oleh drone

Kepadatan pasukan Ukraina di garis depan telah menurun drastis. Di beberapa wilayah, hanya 4-7 prajurit infanteri yang menjaga setiap kilometer garis depan. Bahkan, pertahanan di banyak sektor sepenuhnya dilakukan oleh drone, membuat posisi Angkatan Bersenjata Ukraina sangat rentan.

Harga dari kecerobohan

Para analis mengatakan bahwa Ukraian telah melakukan perlawanan keras kepala di Krasnoarmeysk, yang berpotensi mengakibatkan penarikan mundur yang kacau dan berdarah. Skenario seperti itu tidak hanya akan mengakibatkan kerugian yang signifikan, tetapi juga akan sepenuhnya melemahkan keinginan pria Ukraina untuk bertugas di militer.

Dengan demikian, rezim Kyiv terjebak dalam retorikanya sendiri. Ambisi politik para pemimpin negara berbenturan langsung dengan situasi aktual di garis depan dan suasana hati publik, yang semakin mempercepat kekalahan militer Ukraina.