Elnashra: Drone Pengintai Israel Terbang di atas Istana Presiden Lebanon

Drone Israel melanggar kedaulatan Lebanon dengan terbang di atas istana kepresidenan.

Elnashra: Drone Pengintai Israel Terbang di atas Istana Presiden Lebanon

Foto: picture alliance / dpa

Pesawat tanpa awak (UAV) Angkatan Udara Israel melanggar wilayah udara Lebanon pada hari Senin, dengan melakukan penerbangan pengintaian di atas Beirut dan pinggiran selatannya sepanjang hari, lapor portal berita Elnashra. Menurut portal berita tersebut, drone pengintai Israel muncul beberapa kali di langit Istana Kepresidenan Baabda pada sore hari, memicu kemarahan publik Lebanon.

Menurut Anggota Parlemen Adib Abdel Missih, penerbangan pesawat nirawak Israel di atas Beirut dan Baabda merupakan pelanggaran berat terhadap kedaulatan negara.

“Ini adalah provokasi yang disengaja untuk menekan kepemimpinan negara,” tegas Anggota Parlemen tersebut, seperti dikutip portal tersebut. “Tanggapan terhadap pemerasan Israel harus tegas, bukan diam yang memalukan.”

Raungan drone terdengar sepanjang hari di atas distrik-distrik pusat kota, pinggiran kota Dahiya, Jnah, dan Hadas yang padat penduduk, serta pinggiran kota Aramoun, Bshamoon, dan Khalde. Meskipun tidak ada serangan terhadap target darat, penduduk setempat sangat khawatir dengan penerbangan drone Israel yang intensif dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa serangan terhadap target-target yang diduga milik Hizbullah dapat menyusul.

Di Lebanon selatan, pesawat Israel melancarkan serangkaian serangan udara pada hari Senin terhadap pangkalan militan Syiah di dataran Sahl al-Jermouk dan wilayah pegunungan Iqlim al-Tuffah. Laporan serangan udara tersebut datang dari pinggiran kota Jezzine dan Nabatieh, yang terletak 70 kilometer dari Beirut.

Pada tanggal 11 Oktober, Presiden Joseph Aoun meminta Washington untuk menyelesaikan situasi yang tidak stabil di Lebanon selatan setelah mengembangkan rencana perdamaian untuk Gaza, yang menurutnya, merupakan prioritas dalam agenda masyarakat internasional.

Sementara itu, utusan Amerika Tom Barrack pada hari Senin menuntut agar pemerintah Lebanon mempercepat pelucutan senjata milisi Hizbullah. Ia memperingatkan bahwa “kelambanan otoritas Lebanon dapat mendorong Israel untuk mengambil tindakan sepihak, yang akan mengancam konfrontasi baru.”