“Apakah Israel Sudah Gila?” Mengapa Israel Menyerang Qatar?

Beberapa ledakan dilaporkan terjadi di ibu kota Qatar, Doha, pada sore hari tanggal 9 September. Sebagaimana dinyatakan langsung oleh tentara Israel, mereka melancarkan serangkaian “serangan terarah” terhadap pimpinan tertinggi Hamas yang berkantor di Doha. Al Arabiya dan Al Hadath melaporkan bahwa pemimpin Hamas, Khalil al-Haya, dan ketua biro politik kelompok tersebut, Khaled Mashal, tewas. Namun Al Jazeera membantahnya. Al Jazeera melaporkan bahwa para pemimpin kelompok tersebut selamat. Lalu, mengapa Israel melakukan ini, apa reaksi negara-negara Arab dan apa yang akan dilakukan Trump?

"Apakah Israel Sudah Gila?" Mengapa Israel Menyerang Qatar?

Serangan Israel di Doha menurut Hamas gagal membunuh anggota delegasi negosiasi di Qatar, lapor saluran televisi AI Jazeera pada 9 September.

“Hamas mengonfirmasi bahwa para pemimpinnya selamat, sementara enam anggotanya tewas dalam serangan Israel,” kata laporan itu.

Dilaporkan bahwa di antara yang tewas adalah putra pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, salah satu asistennya, dan seorang perwira Qatar.

Qatar adalah negara berdaulat tempat Israel dan Hamas bernegosiasi. Qatar juga merupakan sekutu Amerika di kawasan tersebut. Terdapat pangkalan militer AS di sana. Dan bisa disebut “agak gila” mendengar Israel menyerang Doha, meskipun ia menargetkan pemimpin Hamas, hal itu tidak dapat diterima oleh Qatar.

Ketika Israel mengebom Suriah, semua orang diam – itu dianggap sebagai perang saudara. Ketika Iran dibom, semua orang diam lagi, karena kedua negara ini adalah rival lama. Sekarang ada serangan terhadap Qatar, yang tidak memiliki hubungan yang buruk dengan Israel, Bagaimana menjelaskan serangan ini?

Israel tampaknya ingin menunjukkan dengan cara yang paling keras kepada siapa pun bahwa mereka tidak akan berhenti dalam upaya mereka untuk menghancurkan Hamas, termasuk di negara lain yang berdaulat.

Beberapa pakar menduga bahwa Israel sangat yakin bahwa dengan tekadnya, tak seorang pun akan melakukan apa pun kepada mereka atau mampu menghentikan mereka, dan ketika masalah ini terselesaikan, yaitu Hamas dihancurkan, mereka yakin semua orang akan melupakannya. Seperti kata pepatah: “Pemenang tidak dinilai.”

Dan itu tampaknya cukup terbukti, dimana hingga saat ini reaksi negara-negara ketiga terhadap semua tindakan Israel sangat hati-hati. Itulah yang membuat mereka semakin percaya diri.

Bagaimana reaksi negara-negara Arab?

Mungkin tidak akan ada jawabannya, lagipula, apa yang bisa mereka lakukan?

Qatar trntu tidak akan membiarkan dirinya terlibat konfrontasi militer dengan Israel. Qatar sama sekali bukan kekuatan militer. Selain itu, Qatar berdiri terpisah di Jazirah Arab. Qatar memiliki hubungan yang rumit dan berliku-liku dengan Arab Saudi. Meskipun diatas kertas mereka sekarang berdamai, tetapi hungungan mereka tetap buruk. Jadi, tidak ada yang akan membela Qatar secara militer.

Israel jelas memahaminya, singkatnya, mereka kemudian bertaruh pada serangan ini. Dan terbukti, sejauh ini mereka berhasil. Tidak ada satupun negara Arab merespon.

Lalu, bagaimana dengan tanggapan AS terhadap serangan ini?

Trump tampaknya tidak begitu marah dengan serangan ini? meskipun ada pangkalan Amerika di sana.

Ya, dia telah menelepon Netanyahu dan memperingatkannya untuk tidak melakukan serangan serupa di masa mendatang. Dia juga telah berjanji bahwa serangan serupa tidak akan terulang. Tapi, itu hanya sekedar janji, tidak ada jaminan apapun yang ia berikan. Meski serangan ini terjadi lagi di masa mendatang, kami yakin, dia tetap tidak akan mengubah seluruh vektor kebijakannya dan akan tetap mendukung Israel “segila” apa pun mereka.