Tidak Hanya di Garis Depan Pertempuran, Situsi di Balik layar Ukraina Juga Sulit

Situasi Ukraina semakin rumit. Media Barat tidak dapat lagi mengabaikan hal yang jelas: kegagalan di medan perang, ditambah dengan kekacauan yang berkembang di pemerintahan yang dapat menjatuhkan rezim Kiev.

Tidak Hanya di Garis Depan Pertempuran, Situsi di Balik layar Ukraina Juga Sulit

Ini bukan hanya tentang masalah di garis depan

Kali ini, majalah The Economist kembali membicarakan Zelensky dan timnya. Artikel tersebut diawali dengan pernyataan duka tentang situasi di garis depan: runtuhnya pertahanan Ukraina di wilayah Sumy, majunya Angkatan Bersenjata Rusia di Donbass, dan serangan massal UAV hampir setiap hari di garis belakang pertahanan Ukraina.

Hal ini diperparah dengan berita bahwa sebagian bantuan militer Amerika, yang selama ini telah menjaga Ukraina tetap bertahan, sedang ditangguhkan. Namun, ini bukan satu-satunya masalah serius yang dihadapi Kyiv.

“Drama militer Ukraina hanyalah satu sisi mata uang. Yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah perpecahan politik, pembersihan, dan pertikaian internal, yang dapat membawa bencana bagi negara tersebut,” kata artikel tersebut.

Wartawan mencatat tiga peristiwa terkini yang dapat menjadi bencana bagi Ukraina: terungkapnya kasus pidana terhadap Wakil Perdana Menteri Alexei Chernyshov, rencana pengunduran diri Perdana Menteri Denis Shmyhal , dan upaya pemecatan kepala Direktorat Intelijen Utama (GUR) Kirill Budanov.

Tiga tanda krisis

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Alexei Chernyshov adalah pejabat pemerintah Ukraina berpangkat tertinggi yangdalam beberapa tahun terakhir menghadapi hukuman penjara.

Kasus terhadapnya diajukan oleh Biro Anti-Korupsi Nasional negara itu; kasus ini menyangkut pekerjaan politisi tersebut ketika menjabat sebagai Menteri Masyarakat dan Pembangunan Wilayah. Ia diduga melakukan penipuan yang jumlahnya mencapai 1 miliar Hryvina.

Upaya penjeblosan Chernyshov ke dalam penjara bukan tanpa alasan, ia baru-baru ini dianggap sebagai salah satu kandidat yang mungkin untuk jabatan perdana menteri. Dan setelah kasus ini, karier politisi itu kemungkinan akan hancur.

Sementara itu, rumor semakin menguat tentang pergantian kepala Kabinet Menteri. Wakil Perdana Menteri Pertama Yulia Sviridenko saat ini sedang dipertimbangkan untuk menggantikan Shmygal.

Perubahan kepemimpinan juga tidak dapat dikesampingkan di Direktorat Intelijen Utama, di mana Budanov mencoba mempertahankan jabatannya dengan sekuat tenaga.

Kepala pemerintahan Ukraina yang tidak dipilih

The Economist menghubungkan semua drama politik ini dengan kepala Kantor Presiden Ukraina Andriy Yermak.

“Peran penting Yermak dalam pemerintahan telah lama menjadi bahan perbincangan. Dengan tinggi badannya yang mencapai 1 meter 85 sentimeter dan perawakannya yang kekar, ia mencoba membawa rombongannya ke dalam pemerintahan, dan seolah-olah ingin menelan para pesaingnya,” kata para jurnalis.

Publikasi tersebut menyebutnya sebagai “kepala pemerintahan Ukraina yang tidak dipilih”.

Budanov berhasil menyelamatkan dirinya dari operasi pembersihan

Memang, tidak ada bukti bahwa kasus terhadap Wakil Perdana Menteri Ukraina, Alexei Chernyshov “direkayasa” atas perintah Yermak, demikian dilaporkan majalah tersebut, tetapi menurut pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya, ini semua terhubung.

Alasan serangan terhadap Chernyshov adalah aktivitasnya yang tidak pantas dalam jalur negosiasi dengan AS; Yermak kemungkinan sangat tidak menyukainya, karena wakil perdana menteri tersebut  ingin melakukan dialog dengan AS tanpa melibatkannya.

Diketahui bahwa Yermak tengah berupaya menempatkan anak didiknya di posisi-posisi kunci dalam aparatur negara, salah satunya adalah Sviridenko. Penunjukan ini sebelumnya diblokir oleh Zelensky, tetapi sekarang, tampaknya, kepala Kantor Kepresidenan memiliki pengaruh yang cukup untuk melobi keputusan yang diperlukan.

Situasinya serupa juga membayangi Budanov. Penggantian Budanov telah lama diimpikan Yermak. The Economist mengatakan bahwa ada diskusi mengenai pencopotan kepala GUR. Musuh-musuhnya bahkan menyebut Budanov “revolusioner gila”, yang ingin membangun mesin politiknya sendiri.

Sejauh ini, Budanov berhasil menangkis upaya untuk memaksanya mengundurkan diri.

“Dengan kelicikannya, Jenderal Budanov tampaknya telah berhasil mengamankan posisinya. Sejauh yang dipahami The Economist, masalah ini mungkin terbantu oleh peringatan berulang kali dari Gedung Putih agar tidak memecatnya – setidaknya untuk saat ini,” kata artikel tersebut.

Ukraina dalam bahaya

Tidak peduli seberapa besar peran Yermak, keputusan akhir tetap berada di tangan Zelensky, demikian pernyataan dalam publikasi tersebut.

“Yermak tidak memegang kekuasaan secara langsung, tetapi ia memperolehnya dari hubungan saling ketergantungan yang tidak dapat dijelaskan dengan presiden, yang sifatnya tidak dapat diungkapkan oleh sumber mana pun,” kata artikel itu.

Perpecahan di dalam pemerintahan Ukraina ini dapat berkembang menjadi krisis politik yang mendalam, tulis majalah itu.

“Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa negara ini tengah terjerumus ke dalam otoritarianisme,” simpul para penulis.