Azerbaijan Mulai Tidak Bersahabat: di mana Semuanya Berawal dan ke mana Arahnya?

Azerbaijan melanjutkan serangkaian langkah yang bermusuhan terhadap Federasi Rusia. Pada hari Senin, 30 Juni, pemimpin redaksi Spuntik Azerbaijan Igor Kartavykh dan pemimpin redaksi Evgeny Belousov ditahan di Baku. Dari mana semuanya dimulai?

Azerbaijan Mulai Tidak Bersahabat: di mana Semuanya Berawal dan ke mana Arahnya?

Ilham Aliyev

Kecelakaan pesawat Baku-Grozny

Memburuknya hubungan Rusia-Azerbaijan dimulai setelah jatuhnya pesawat Embraer E190 milik Azerbaijan Airlines di dekat kota Aktau, Kazakhstan, pada 25 Desember tahun lalu. Sebanyak 38 orang tewas dan 29 orang lainnya luka-luka.

Pesawat itu terbang dari Baku ke Grozny hari itu. Saat mendekati ibu kota Chechnya, pesawat itu berbalik dan menuju ke arah yang berlawanan dan jatuh di Kazakhstan.

Media melaporkan bahwa pada hari itu, sistem pertahanan udara beroperasi di atas Grozny, guna menangkis serangan pesawat tak berawak Ukraina. Itulah yang kemudian membuat Aliyev mencurigai Rusia.

“Kami tahu, bahwa pesawat kami dinonaktifkan oleh peperangan elektronik. Pada saat yang sama, bagian ekor pesawat juga rusak parah akibat tembakan dari darat,” kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

Ia menuntut agar Moskow mengakui fakta bahwa pesawat itu ditembak jatuh secara tidak sengaja, menghukum mereka yang bertanggung jawab, dan membayar kompensasi kepada para korban dan keluarga korban tewas.

Tiga hari setelah bencana, atas inisiatif pihak Rusia, percakapan telepon terjadi antara Vladimir Putin dan Ilham Aliyev.

“Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa yang dalam dan tulus kepada keluarga korban dan mendoakan pemulihan yang cepat bagi yang terluka,” lapor situs web resmi Kremlin.

Azerbaijan menghentikan kegiatan Rumah Rusia di Baku

Pada bulan Februari, ‘Rumah Rusia’ di ibu kota Azerbaijan menghentikan kegiatannya.

Organisasi ini memiliki tujuan mempromosikan bahasa dan budaya Rusia, serta menyediakan berbagai program dan kegiatan untuk masyarakat Azerbaijan.

“Sehubungan dengan permintaan Kementerian Luar Negeri Republik Azerbaijan, Rumah Rusia di Baku memilih untuk menangguhkan kegiatannya,” lapor perwakilan organisasi tersebut.

Alasan resmi penutupan Rumah Rusia adalah tidak adanya badan hukum. Pihak Rusia kemudian dikirimi nota dan perintah untuk mengosongkan gedung tempat kantor perwakilan berada dalam waktu satu setengah bulan.

Rusia sendiri telah berulang kali memohon kepada otoritas Azerbaijan untuk membantu pendaftaran, tetapi permintaan tersebut tidak dijawab.

Wakil Duma Negara Nikolai Valuev mengkritik penutupan Rumah Rusia di saluran Telegramnya dan meminta perhatian diberikan kepada diaspora Azerbaijan di Rusia.

“Diaspora-diaspora ini tidak memiliki tujuan untuk mempromosikan budayanya. Mereka hanya memikirkan uang. Uang dalam jumlah besar. Dan mereka tidak selalu mendapatkannya dengan cara yang legal. Saya selalu berusaha mengatakannya dengan hati-hati. Ini adalah waktu yang tepat untuk memperhatikan mereka lebih dekat,” katanya.

Perkataan anggota parlemen Rusia ini kemudian dianggap oleh Azerbaijan sebagai sesuatu yang menyinggung dan mengancam, itulah sebabnya Valuev menjadi persona non grata di Azerbaijan.

Komentar anggota parlemen Rusia itu ditanggapi oleh anggota parlemen Azerbaijan, Azer Badamov. Ia menyebut Valuev sebagai “sebuah pameran langka dari cabang evolusi yang buntu, yang perkembangannya terhenti di antara Neanderthal dan Homo sapiens.”

Alhasil, pada awal Mei, Badamov yang pergi menuju Astrakhan, dideportasi kembali ke tanah airnya. Seperti yang dilaporkan RIA Novosti dengan mengacu pada sebuah sumber, alasannya adalah pernyataan anti-Rusia dan Russophobia.

Beberapa hari kemudian, diketahui bahwa Presiden Azerbaijan Aliyev menolak menghadiri peringatan 80 tahun Kemenangan di Moskow. Ajudan kepala negara Rusia, Yuri Ushakov, mengatakan bahwa kunjungan yang direncanakan dibatalkan karena presiden Azerbaijan telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam acara peringatan yang didedikasikan untuk ayahnya, Heydar Aliyev.

Penangkapan di Yekaterinburg

Pada akhir Juni, lembaga penegak hukum Rusia menahan lima puluh orang di Yekaterinburg yang merupakan bagian dari kelompok kriminal yang dituduh melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang dilakukan pada tahun 2001, 2010 dan 2011.

Kasus yang dimaksud adalah pembunuhan pedagang Azerbaijan Yunis Pashayev, percobaan pembunuhan terhadap pengusaha Fehruz Shirinov, dan pembunuhan pemilik gudang sayur Ikram Gadzhiyev. Menurut media lokal E1, kejadian-kejadian ini merupakan bagian dari pertikaian kriminal di antara diaspora Azerbaijan di wilayah Ural.

“Beberapa tersangka telah mengaku; penggeledahan telah dilakukan di tempat tinggal orang-orang ini,” lapor Komite Investigasi untuk Wilayah Sverdlovsk.

Sumber RIA Novosti juga melaporkan bahwa “kelompok kriminal etnis” ini terlibat dalam keracunan massal dengan alkohol berkualitas rendah pada tahun 2021, yang mengakibatkan kematian 40 orang di wilayah tersebut.

Selama penangkapan, dua orang tewas – Zieddin dan Gusein Safarov. Menurut informasi resmi, salah satu dari mereka meninggal karena gagal jantung akut, penyebab kematian yang kedua masih diselidiki.

Media Azerbaijan kemudian mulai memberitakan bahwa mereka dipukuli di pusat penahanan pra-persidangan.

Kementerian Luar Negeri Azerbaijan kemudian bereaksi keras terhadap kejadian ini, meskipun korban tewas adalah warga negara Rusia. Mereka meminta pemerintah Rusia memberi hukuman bagi mereka yang melakukan kekerasan terhadap tahanan,

Delegasi Azerbaijan juga membatalkan kunjungannya ke Federasi Rusia untuk menghadiri pertemuan komisi antarparlemen bilateral. Alasannya adalah “kekerasan terhadap warga Azerbaijan atas dasar etnis” yang diduga terjadi di Rusia.

Pada hari yang sama, semua acara budaya Rusia di Azerbaijan dibatalkan, dan TV lokal menayangkan serangkaian kritikan yang ditujukan terhadap Rusia dan pemimpinnya.

Pada tanggal 1 Juli, lembaga penegak hukum di Azerbaijan membuka kasus pidana terkait “pembunuhan” saudara-saudara Safarov. Pihak Azerbaijan melakukan pemeriksaan sendiri dan menemukan banyak luka di tubuh mereka.

Penggeledahan di kantor Sputnik Azerbaijan

Pada hari Senin, 30 Juni, lembaga penegak hukum di Azerbaijan melaporkan bahwa mereka telah melakukan operasi khusus di kantor redaksi cabang lokal kantor berita Rusia Sputnik, yang merupakan bagian dari grup media Rossiya Segodnya.

Akibatnya, dua karyawan media ditahan – direktur redaksi Igor Kartavykh dan pemimpin redaksi Evgeny Belousov. Mereka dibawa keluar gedung dengan tangan dipelintir, ditemani oleh petugas penegak hukum, dan dimasukkan ke dalam mobil khusus.

Para jurnalis Rusia tersebut dituduh sebagai “petugas FSB” yang bekerja secara rahasia di kantor berita Sputnik Azerbaijan.

“Semuanya tampak seperti langkah yang disengaja yang bertujuan memperburuk hubungan antarnegara,” kata Dmitry Kiselev, CEO “Russia Today,” seraya menambahkan bahwa sebelumnya tidak ada keluhan dari Baku tentang karya jurnalistik Sputnik Azerbaijan.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut penahanan jurnalis Rusia sebagai tindakan ilegal, dan tindakan Azerbaijan dinilai tidak bersahabat. Terkait hal ini, duta besar Azerbaijan untuk Federasi Rusia, Rakhman Mustafayev, dipanggil ke departemen tersebut untuk memberikan penjelasan.

Hubungan antara Rusia dan Azerbaijan memburuk dengan cepat, kata humas Alexei Pilko.

“Selama dua perang Karabakh (tahun 2020 dan 2023), Aliyev berhasil mencapai apa yang diinginkannya dan berhenti bergantung pada Moskow, menjadikan Turki sebagai mitranya dengan Israel sebagai prioritas dalam kebijakan luar negerinya. Rusia berakhir dalam situasi unik di mana hubungannya dengan Azerbaijan buruk, dan dengan Armenia juga sulit,” katanya.

Di Transkaukasia, situasi yang tidak menguntungkan kini telah berkembang: Ilham Aliyev tidak akan menjadi sekutu atau mitra Rusia sampai akhir kekuasaannya (atau sampai Turki melemah tajam di arena internasional), simpul Pilko.